WahanaNews.co | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus mafia karantina di Bali dan memberinya sanksi tegas.
Lantaran mereka membuat harga visa elektronik atau e-visa menjadi sangat mahal dan merugikan turis asing serta pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) lainnya.
Baca Juga:
Ini Beda Tes PCR Pada Pasien Covid-19 dengan Cacar Monyet
“Kami tentunya sangat menyayangkan, sangat prihatin, bahwa di saat yang sulit seperti ini ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan,” kata Sandi dalam Weekly Press Briefing secara virtual, Senin (21/2/2022).
Kasus mafia karantina di Bali yang mematok harga e-visa, pertama kali diungkap Gubernur Bali I Wayan Koster pada pekan lalu. Menurut Sandi, banyak PPLN yang melapor karena dirugikan oleh mafia karantina.
Sandi menyebut kasus itu juga bisa mencoreng pariwisata Indonesia di mata dunia.
Baca Juga:
KAI Mulai Berlakukan Wajib Tes RT-PCR Bagi Pelanggan Usia 18 Tahun yang Belum Booster
“Bali ini sudah sangat diminati oleh para wisatawan. Semenjak (Bali) dibuka, mereka berbondong-bondong untuk mendapatkan visa dan akhirnya mereka tergiur dengan tawaran dari para agen yang tidak bertanggung jawab,” ujar Sandi.
Saat ini, Polda Bali telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus tersebut. Pemangku kepentingan terkait juga telah membuat help desk bagi wisatawan asing, untuk mencegah mereka menjadi korban mafia karantina.
Sandi menyampaikan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain, untuk mengevaluasi dan mengoreksi kebijakan karantina PPLN WNA.