Selain itu, Tohom Purba menyoroti peran Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geoparks yang dinilai belum optimal dalam mempromosikan dan mensosialisasikan keberadaan Kaldera Toba sebagai taman bumi global.
“Seharusnya badan ini tidak hanya menjadi lembaga administratif, tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, membangun infrastruktur yang mendukung pariwisata geopark, dan menjalin kerja sama dengan dunia internasional,” tambahnya.
Baca Juga:
Dianggap Unsur Pemersatu Etnis, Budaya Sarapan di Malaysia Masuk Daftar Warisan UNESCO
Ia juga mengingatkan bahwa status Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark bukan sekadar kebanggaan, tetapi memiliki dampak langsung terhadap ekonomi masyarakat sekitar.
“Keberadaan Geopark ini bukan hanya soal nama, tetapi juga berkaitan dengan lapangan pekerjaan, peluang usaha, serta peningkatan jumlah wisatawan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Jika status ini hilang, potensi kerugian ekonomi bisa sangat besar,” ungkapnya.
MARTABAT Prabowo-Gibran berkomitmen untuk terus mengawal isu ini dan mendesak pemerintah agar dalam waktu dekat segera merumuskan kebijakan yang dapat memastikan status UNESCO Global Geopark tetap melekat pada Kaldera Toba.
Baca Juga:
Reog Ponorogo Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
“Kami akan terus mengingatkan dan mengawasi langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menyikapi peringatan UNESCO ini. Jangan sampai kita kehilangan status ini hanya karena kurangnya perhatian dan komitmen dari para pemangku kebijakan,” pungkas Tohom.
Dengan waktu yang semakin sempit, desakan dari berbagai pihak ini diharapkan dapat mendorong pemerintah untuk segera bertindak sebelum Kaldera Toba benar-benar kehilangan statusnya sebagai bagian dari jaringan Geopark Global UNESCO.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.