Tak hanya itu, Usman Hamid berpandangan bahwa sebenarnya yang mendorong adalah sentimen politik yang populis. Ada beberapa tanda kenapa demokrasi mengalami regresi yaitu praktek represif membatasi kritik, penurunan kualitas partai politik, proses monopolisasi dan politisasi dalam media, pelemahan kelembagaan penegak hukum, dan polarisasi
Narasumber lainnya Fachry Ali, MA (Cendekiawan Muslim) melihat tingkat sensitivitas yang dimiliki oleh The Jakarta Post sangat baik. Dalam pandangannya semakin otoriter pemerintah di kawasan Singapura, Malaysia, dan Thailand semakin laku far eastern economic review karena berfokus pada ekonomi dibandingkan dengan politiknya.
Baca Juga:
Survei Indikator Ungkap 85,3 Persen Warga Yakin Presiden Prabowo Pimpin RI Lebih Baik
"Ketika demokrasi dilaksanakan, maka pada saat itu koran-koran yang bersifat kritis gagal. Kecuali jika memiliki modal yang sangat kuat" kata Fachry Ali.
Lebih lanjut Fachry Ali menyatakan bahwa telah terjadi migrasi digital kedalam politik, yang sebelumnya kebijakan-kebijakan negaralah yang menciptakan konsolidasi modal secara besar-besaran.
"Negara yang lemah, kemudian konsolidasi kekuatan modal yang sudah berlaku sejak lama maka mereka merupakan aktor-aktor yang independen. Pada saat ini, bukan lagi mengenai state vs society. Kemudian yang terjadi saat ini adalah state vs society vs oligarki" pungkasnya.
Baca Juga:
Anggota DPD RI Komeng, Sebut Prabowo Betul-betul Ingin Menyatukan Semua Pihak
[Redaktur: Amanda Zubehor]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.