“Saya berpesan agar Masjid Al-Mizan senantiasa dimakmurkan, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang diskusi keilmuan, pembinaan karakter, serta penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan,” ucapnya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perdagangan (BPSDMP), Mardyana Listyowati, turut menjelaskan proses pembangunan masjid tersebut.
Baca Juga:
RI Dorong Perundingan Indonesia-Mercosur CEPA dan Peningkatan Dagang dengan Uruguay
Menurutnya, pembangunan berlangsung selama enam bulan, yakni dari Juli hingga Desember 2024, menggunakan DIPA Biro Umum Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2024.
“Dalam konteks Islam, Al-Mizan adalah simbol keadilan dan kebenaran. Istilah ini selaras dengan hakikat kemetrologian yang merupakan fokus utama pembelajaran di Akademi Metrologi dan Instrumentasi,” kata Mardyana.
Sementara itu, perwakilan sivitas akademika, Willi Sutanto, menilai keberadaan Masjid Al-Mizan akan membawa manfaat besar bagi mahasiswa.
Baca Juga:
Trade Expo Indonesia 2025 Hadir Sebulan Lagi, Indonesia Siap Sambut Buyer Internasional
Menurutnya, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan positif.
"Dengan adanya Masjid Al-Mizan, mahasiswa dapat melaksanakan salat Jumat tanpa perlu keluar kampus. Selain itu, masjid memiliki ruang yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas positif, seperti diskusi antarsesama mahasiswa, kerja kelompok, dan rapat," ungkap Willi.
Masjid Al-Mizan sendiri berdiri di atas lahan seluas 760 meter persegi, dengan daya tampung hingga 300 jamaah.