WahanaNews.co | Di
antara hiruk pikuk berita tentang larangan mudik, terselip sebuah pertemuan di
Istana Negara, tanggal 7 Mei lalu.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) 2001-2004 AM Hendropriyono
menemui Presiden Joko Widodo. Pertemuan itu bertepatan dengan ulang tahun ke-76
Hendropriyono yang datang bersama istri.
Baca Juga:
Simak Alasan Istana Bikin Akun Instagram Resmi Presiden RI
Adanya pertemuan itu baru diketahui publik, setelah
putra Hendropriyono yang juga staf khusus presiden, Diaz, mengunggah foto di
akun media sosial. Wartawan yang biasa meliput di lingkungan istana baru
mengetahui adanya pertemuan setelah muncul di sejumlah media online dan media
sosial.
Belakangan diketahui, wartawan tidak diberitahu dan
tidak masuk dalam agenda resmi Presiden, tetapi agenda internal.
Tentu saja tak ada keterangan yang diperoleh dari
presiden maupun Hendropriyono. Sebab setelah pertemuan, ketiganya cuma berfoto.
Unggahan Diaz Hendropriyono tidak mengungkap apa isi pertemuan.
Baca Juga:
Dasco Sebut Usai Dilantik, Prabowo ke Istana Untuk Melepas Jokowi
"Opa Edo (sapaan Hendropriyono) dan Oma Taty pagi ini
diterima oleh Presiden Joko Widodo. Selamat ulang tahun Opa Edo (7 Mei 2021),"
tulis Diaz.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar
Ngabalin pun tidak bisa menjelaskan isi pertemuan itu. Dia menyebut pertemuan
Jokowi-Hendropriyono adalah membangun silaturahim intensif sesama kerabat dan
handai taulan sebagai amalan terpenting 10 hari terakhir bulan Ramadan.
"Kita juga harus tetap berbaik sangka atas pertemuan
Bapak dan Ibu Prof AM Hendropriyono bersama Bapak Presiden," begitu kata
Ngabalin.
Ini berbeda dengan pertemuan sebelum-sebelumnya, yang
masuk agenda presiden dan diketahui wartawan. Misalnya pertemuan tanggal 28
Agustus 2019, Hendropriyono mengaku bertukar pikiran dengan Presiden Jokowi,
salah satunya mengenai mobil nasional.
Karena tidak ada pernyataan resmi, publik pun hanya
bisa menduga-duga saja apa isi pertemuan dan pembicaraan. Istilahnya kalau di
panggung depan, seperti diungkap Ali Mochtar Ngabalin, pertemuan itu hanya
silaturahmi. Tapi kalau di panggung belakang, tidak ada tahu.
Kalau dilihat dari keahlian Hendropriyono dalam bidang
intelijen dan operasi militer, bisa saja Presiden Jokowi meminta masukan soal
aksi kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua. Bisa pula,
sebagai tokoh senior Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), tak
tertutup kemungkinan Hendropriyono memberi saran tentang politik terkini.
Menariknya, tiga hari setelah pertemuan, Diaz
Hendropriyono justru mengumumkan pengunduran diri dari jabatan ketua umum PKPI.
Secara simbolik pertemuan tersebut melambangkan
kedekatan Presiden Joko Widodo dengan Hendropriyono, termasuk dengan
keluarganya apalagi dengan kehadiran Taty Hendropriyono. Presiden juga mau
memberi waktu bertemu secara terbuka, di saat pandemi virus Covid-19.
Kedekatan keduanya dimulai sejak Jokowi menjadi calon
presiden tahun 2014, Hendropriyono sudah terlibat dalam menggalang dukungan dan
menjadi penasihat tim transisi Jokowi-JK. Putranya, Diaz Hendropriyono, hingga
kini juga menjabat sebagai staf khusus presiden.
Menantu Hendropriyono, Jenderal Andika Perkasa
menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat dan pernah menjadi Komandan
Paspampres. Andika bahkan disebut-sebut menjadi salah satu kandidat Panglima
TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan pensiun bulan November ini. []
Penulis: Hariyanto Kurniawan