Menurut Airlangga, model korporasi
bagi petani maupun nelayan akan menjadikan proses bisnis semakin modern dari
hulu ke hilir secara utuh.
Dari hulu, seperti
pencanangan One Village One Product
atau One Pesantren One Product.
Baca Juga:
PKKMB Faperta UNJA 2025 Resmi Ditutup, Bupati Muaro Jambi Ajak Mahasiswa Baru Jadi Generasi Tangguh
Dalam tahap pengolahannya, seperti pendampingan penerapan teknologi, sertifikasi.
Hingga hilirnya, seperti pembangunan sistem logistik terpadu serta cold storage, akan membuat petani
mendapatkan hasil yang optimal, baik on farm maupun off farm.
Sedangkan, lanjut Menko, Program Kemitraan Hortikultura Berorientasi Ekspor telah terbukti
meningkatkan pendapatan petani.
Baca Juga:
Tekan Kemiskinan, Kementan Ungkap Peluang Nias Barat Cetak Sawah untuk Swasembada Pangan
Dalam model tersebut, terdapat peran perusahaan mitra yang menjadi offtaker sekaligus menyediakan bibit unggul, pendampingan, hingga
pengepakan yang menarik.
Airlangga mengatakan, pemerintah pun memberikan fasilitas fiskal serta kemudahan ekspor, sehingga daya saing ekspor produk hortikultura menjadi meningkat
berkali lipat.
Terlebih lagi, sambungnya, Indonesia memiliki banyak komoditas exotic fruit yang tidak dimiliki negara lain, dan sekarang demand ekspornya sedang mengalami
peningkatan.