"Karena kekurangan PCR, ada 7-8 perusahaan itu mau bikin usaha sosial, tidak ada dividen, untuk membantu PCR ini yang bisa 15 ribu sekali putar satu hari. Pak, Bapak nyumbang, katanya. Ya saya nyumbang," ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut membantah menerima uang atau keuntungan dari PT GSI.
Baca Juga:
Bahas Audit, Jubir Luhut Minta LSM Harus Transparan
Dia juga membantah menerima keuntungan dari PT GSI melalui perusahaan miliknya, PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi.
Sebaliknya, Luhut juga mengaku siap diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ataupun diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait tudingan tersebut.
"Oh siap dari awal. Tidak ada ke kantong saya satu peser pun. Nah, buat saya, itu untuk apa sih? Wong duit saya, dari bisnis saya, cukup hidup kok. Saya nyumbangin tuh, karena betul-betul ya kemanusiaan. Itu saja," ujarnya.
Baca Juga:
Bongkar Kegiatan Bisnis Tes PCR di Masa Pandemi, Ini Temuan KPPU
Di sisi lain, dia mengaku heran terkait tudingan bisnis tes PCR yang dialamatkan kepadanya.
Luhut mengklaim tidak mungkin mengambil keuntungan pribadi dalam hal kemanusiaan.
"Saya bukan orang baik, banyak juga dosa saya. Tapi, saya pikir, saya enggak sampai sejahat itulah. Untuk memanfaatkan jabatan saya untuk keuntungan pribadi. Saya pikir sih belumlah. Enggaklah," ujarnya.