WahanaNews.co | Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini alias Risma, menyebut, permasalahan banjir sebenarnya bisa
diminimalisir.
Risma mengatakan, perlu ada tahapan
intervensi yang harus dilakukan agar banjir tersebut dapat dikurangi.
Baca Juga:
Mensos Risma Belikan Rumah untuk Ibu dan Anak yang Tinggal di Tepi Hutan
Menteri Sosial ini menjelaskan, salah
satunya adalah aliran sungai tidak boleh diganggu, sehingga
air bisa diantarkan dari hulu hingga hilir tanpa hambatan.
Dia melanjutkan, sampah harus
dipisahkan dan drainase kota juga harus bersih.
"Karena sampah bercampur antara
plastik dengan limbah lainnya maka terjadi endapan yang tinggi di sungai,"
kata Risma, dalam keterangan saat menanam dan melepaskan bibit mujair di
Waduk Cincin, Ahad (21/2/2021).
Baca Juga:
Mensos Risma Upayakan Obat "Long Acting" yang Lebih Efektif untuk ODGJ
Risma menjelaskan bahwa setiap tahun
permukaan air laut semakin meningkat menyusul pemanasan global yang
mengakibatkan mencairnya kutub utara dan selatan.
Karena itu, sambung dia, perlu
dibuatkan tanggul dan pompa di pintu-pintu air.
"Nggak bisa kita hanya
mengandalkan resapan karena kapasitasnya sudah tidak memadai dengan curah hujan
yang semakin tahun semakin tinggi," ujarnya.
Mantan Wali Kota Surabaya itu juga melihat kalau Waduk Cincin Jakarta ini bisa
dikelola dengan baik maka bisa menjadi salah satu alat untuk pengaturan air.
Sayangnya, dia menilai kalau
pemerintah setempat belum mengelolanya secara maksimal.
Risma percaya banjir di suatu daerah
bisa diminimalisir asal seluruh pihak mau bekerja sama.
Bukan hanya menteri saja, tetapi
pemerintah daerahnya juga demikian.
"Dan itu saya percaya bisa,
karena saya juga dulu Surabaya 52 persen sejak awal-awal wali kota (banjir).
Sekarang relatif clear. Gresik, Sidoarjo banjir, kami (Surabaya) relatif
tidak," katanya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, banjir yang menerjang Jakarta
kemarin, Sabtu (20/2/2021), menelan lima korban jiwa.
Empat di antaranya adalah anak-anak.
"Kita berduka cita bahwa ada
korban meninggal. Jumlahnya lima orang dan empat dari lima orang ini adalah
anak anak usia 7 tahun, 11, 13 tahun," kata Anies, usai memantau
Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Ahad (21/2/2021).
Anies menjelaskan, anak-anak itu
meninggal saat bermain air saat banjir berlangsung. Sebagian
terseret arus. Ada pula yang terpeleset.
Anies mengaku sudah menginstruksikan
jajarannya dan menghimbau masyarakat agar menghentikan anak-anak yang bermain
saat banjir.
"Tegur dan ajak untuk berhenti
karena bermain-main di tempat seperti ini sering berisiko, ada lubang, ada arus
yang tidak terduga, akhirnya terjadilah peristiwa yang tidak kita
inginkan," ujar Anies. [qnt]