WahanaNews.co | Menjelang perhelatan demokrasi pada 14 Februari 2024, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mendorong keterwakilan perempuan dalam bidang politik sangatlah penting untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa, khususnya perempuan.
Dengan adanya opini yang didasarkan atas representasi kepentingan-kepentingan perempuan akan tercipta kebijakan yang berdasarkan atas pengalaman hidup dan kondisi riil yang dirasakan oleh perempuan.
Baca Juga:
Kemen PPPA Gandeng Kemkomdigi Tingkatkan Literasi Digital Perempuan dan Anak
"Perempuan memiliki potensi yang sangat besar bagi bangsa kita. Berbagai sumber membuktikan bahwa partisipasi yang setara dan penuh dari perempuan dan laki-laki menjadi kunci kesejahteraan suatu bangsa. Sejak November 2023, kita telah memasuki tahun politik dan sebentar lagi kita akan menyambut pesta demokrasi Indonesia, Pemilu 2024. Pemilu merupakan tonggak penting dalam kehidupan berdemokrasi dan partisipasi aktif perempuan menjadi kunci keberhasilan proses ini," katanya pada Rapat Kerja V Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) 2024 di Jakarta.
Oleh karena itu, Menteri PPPA mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendorong narasi yang mendukung keterlibatan perempuan dalam kehidupan politik.
Masyarakat juga perlu memastikan perempuan memiliki akses penuh terhadap informasi politik dan mendukung langkah-langkah yang memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam semua tingkatan politik, mulai dari pemilihan lokal hingga tingkat nasional.
Baca Juga:
Menteri PPPA Kawal Kasus Kekerasan Anak di Banyuwangi
“Mari bersama kita terus mendorong narasi yang mendukung keterlibatan perempuan dalam kehidupan politik dan bersama berkomitmen untuk memastikan perempuan memiliki akses penuh terhadap informasi politik, dan mendukung langkah-langkah yang memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam semua tingkatan politik, mulai dari pemilihan lokal hingga tingkat nasional,” jelas dia.
KOWANI, sebagai organisasi yang telah lama bergelut untuk memperjuangkan hak dan perlindungan perempuan, ketokohan dari para figur pejuang perempuan dan pimpinan organisasi yang menjadi anggota, tentu kita semua yakin KOWANI akan melahirkan banyak inisiatif untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, khususnya perempuan dengan arif bijaksana.
Namun, Menteri PPPA mengakui masih terjadi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki di Indonesia.
Hal ini bisa dilihat pada berbagai indeks dan data, seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang masih belum mencapai target yang diharapkan.
Selain itu, isu kekerasan terhadap perempuan dan anak masih merupakan salah satu isu terbesar di Indonesia.
Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021 dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2021, angka prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi, baik itu kekerasan secara fisik, psikis, seksual, dan bentuk kekerasan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo mengucapkan terima kasih kepada Menteri PPPA atas kerja sama yang telah terjalin selama ini.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Menteri PPPA yang selalu menjaga hubungan yang kokoh dengan KOWANI. Kami senantiasa memberikan dukungan satu sama lain dan saling memberikan motivasi serta inspirasi dalam menjalankan program-program untuk kepentingan perempuan dan anak, di segala bidang di masa sekarang maupun mendatang, khususnya dalam kasus kekerasan,” ungkapnya.
Mengutip Kofi Annan, katanya, agar KOWANI dapat menjalankan organisasi dengan baik, perempuan harus menjadi ibu bangsa yang cerdas dan berkarakter.
“Tidak ada alat pembangunan yang lebih efektif daripada pemberdayaan perempuan,” tutup Giwo.
[Redaktur: Zahara Sitio]