”Kita ingin dengan adanya ibu kota negara yang baru ini terjadi satu proses pemerataan di dalam pembangunan. Tentu saja mindset Jawasentris nanti akan berubah menjadi Indonesiasentris. Kebetulan saja memang Kalimantan Timur berada di tengah-tengah lokasinya. Secara simbolik, ini juga menunjukkan bukan Jakartasentris,” ucap Hetifah, yang juga anggota Fraksi Partai Golkar dari daerah pemilihan (dapil) Kaltim.
Hetifah mengatakan, memindahkan ibu kota bukan berarti memindahkan persoalan Jakarta ke Kaltim.
Baca Juga:
Baru Dibangun, UU IKN Alami Perombakan
Artinya, ada banyak hal yang mesti dikelola dengan baik saat pemindahan itu dilakukan.
Misalnya, dengan memperhatikan keselarasan pembangunan dengan lingkungan sekitar serta membangun daya dukung di wilayah sekitar yang baik.
Harapannya ibu kota baru mampu memberikan dukungan bagi efektvitas pemerintahan.
Baca Juga:
Keren! Jalan Arteri di IKN Bisa Didarati Pesawat
Sejumlah usulan yang mengemuka mengenai ibu kota baru ini antara lain ialah konsep smart city.
Menurut Hetifah, ke depannya bukan hanya konsep smart city, melainkan juga smart citizen yang perlu dibangun.
”Saya sebagai pimpinan Komisi X juga sangat antusias untuk menunjukkan di ibu kota baru nanti bisa menjadi pusat dari riset dan inovasi dunia,” katanya.