"Lalu bagaimana status NKRI menurut pandangan Islam?
Jawabannya jelas, sah. Dan karena status NKRI sah menurut pandangan Islam, maka
pemerintahan yang dibentuk melalui mekanisme pemilihan yang sah juga sah,"
ucapnya.
Robikin pun mengkritik keras jika TP3 menganggap pertemuan
dengan Jokowi bak bertemu dengan Firaun. Menurut Robikin, TP3 tak boleh
menyamakan Presiden dengan Firaun.
Baca Juga:
Addin Jauharudin, Ketua Umum GP Ansor Penerus Legacy Yaqut
"Nah, karena Presiden terpilih secara sah maka keliru
kalau mengalogikan pertemuan dimaksud seperti bertemu Firaun. Perlu ditegaskan,
sebagai negara bangsa (nation state) Indonesia bukan negara kafir (darul
kuffar). Demikian halnya, presiden dan pemerintah yang ada juga bukan thoghut.
Karena itu tidak boleh mengasosikannya sebagai Firaun," ujarnya.
Sebelumnya, Abdullah Hehamahua menyebut pertemuan dengan
Jokowi di Istana beberapa waktu lalu ibarat Nabi Musa mendatangi Firaun.
Pernyataan Abdullah Hehamahua itu disampaikan dalam channel YouTube Ustadz
Demokrasi.
"Kemudian tanggal 8 ada telepon dari Istana ke Sekretaris
TP3 Pak Marwan Batubara bahwa Istana siap menerima besoknya tanggal 9 jam 10.
Disebutkan 10 orang kemudian harus antigen dan antigen itu harus di rumah sakit
yang ditetapkan yaitu di rumah sakit bunda di daerah Menteng," kata
Abdullah Hehamahua.
Baca Juga:
Hasil Survei Indikator: Warga NU Dukung Capres Pilihan Jokowi
Pertemuan TP3 dan Jokowi pun akhirnya berlangsung. Abdullah
Hehamahua menyebut pertemuan itu seperti Musa mendatangi Firaun.
"Singkatnya besoknya kami datang, kami sepakat bahwa
kita datang seperti Musa datang kepada Firaun," ujar Abdullah Hehamahua.
Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian lantas menanggapi
pernyataan Abdullah Hehamahua itu. Donny meminta TP3 hati-hati dalam membuat
perumpamaan.