WahanaNews.co, Jakarta - KH Miftachul Akhyar, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menekankan kepada warga NU dan Badan Otonom NU yang berpegang teguh pada akidah ahlusunah waljamaah untuk selalu menunjukkan sikap patuh dan tunduk kepada para pemimpin.
Pernyataan ini sejalan dengan ajaran Rasulullah yang menekankan untuk mendengar dan taat pada keputusan pemimpin.
Baca Juga:
Kasus Penganiayaan Rombongan Kiai NU, Polres Kerawang Gelar Rekonstruksi
Beliau menjelaskan bahwa pemimpin yang dimaksud dapat mencakup pemimpin organisasi maupun pemimpin negara, keduanya termasuk dalam kategori ulil amri yang patut dihormati dan ditaati.
Dengan tegas, KH Miftachul Akhyar menyampaikan bahwa siapa pun yang memberikan penghormatan kepada para pemimpin di berbagai tingkatan, akan mendapatkan kehormatan dari Allah.
Di sisi lain, mereka yang merendahkan atau menghina para pemimpin, termasuk Presiden, Wakil Presiden, dan pemimpin organisasi, akan mendapatkan balasan dari Allah.
Baca Juga:
Pendiri NII Ken Setiawan Ingatkan Potensi Konflik Kelompok Habib Syiah Vs Salafi Wahabi di Indonesia
Pidato ini disampaikan dalam acara peringatan Harlah ke-78 Muslimat NU di GBK, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
Pimpinan Pondok Pesantren Miftachus Sunnah itu menegaskan ancaman Allah bagi orang-orang yang menghinakan para pemimpinnya, sebagaimana termaktub dalam Al Quran surat An Nur ayat 19.
"Orang-orang yang senang, hobi, untuk menviralkan menyebarluaskan fahisyah, berita-berita yang tidak bagus, berita-berita yang cemar terhadap orang-orang yang telah beriman kepada Allah, apa kata Allah? Mereka akan mendapat siksa, sanksi di dunia dan akhirat, kurang apa? Mau tambahan? Apa mau minta ditambah siksa lagi," tegasnya