WahanaNews.co | Pembicaraan tentang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara seakan tidak ada habisnya, kini datang dari sejumlah asosiasi profesi yang berkaitan dengan infrastruktur yang mengingatkan beberapa hal kepada pemerintah seiring rencana pembangunan IKN.
Mulai dari perlunya kehatian-hatian karena IKN dibangun di kawasan hutan, kemudian pendanaan, waktu, ketepatan desain arsitektur, hingga menerapkan konsep berkelanjutan.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia Hendricus Andy Simarmata mengatakan, kalau bisa memilih, baiknya tidak mengutamakan pembangunan kota di kawasan hutan. Namun, bukan berarti tidak bisa direncanakan dan dirancang.
"Tidak ada yang tidak bisa kami rencanakan dan rancang. Tetapi merencanakan kota di kawasan bekas hutan dengan yang bukan bekas hutan tentu berbeda, size hingga sistem kotanya pasti berbeda," ujar Andy dalam sebuah diskusi, kemarin.
Seiring dengan kondisi tersebut, masih ada waktu untuk terus memperhatikan prosesnya secara objektif.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
Merujuk pada semboyan planologi yakni 'tempat untuk semua dan semua pada tempatnya'.
"Paradoks ini bukan membuat kita khawatir, tetapi menegaskan bahwa membangun kota di atas kawasan hutan, perlu waktu, kehati-hatian, dan extraordinary," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI) Sibarani Sofian menyampaikan, pembangunan IKN Nusantara harus memperhatikan tiga hal penting, yaitu biaya, waktu, dan kualitas.