"Karena kalau saya boleh memilih, IKN ini sekali-kalinya seumur hidup membuat ibu kota baru. Jadi saya lebih cenderung majukan kualitas, cari dana yang benar, dan waktunya harus lebih baik dan masuk akal," terangnya.
Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Georgius Budi Yulianto menambahkan, IKN harus menjadi national building yang baik dan dikurasi secara tepat.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Supaya hasilnya akan diingat sebagai hal luar biasa dan diwariskan ke generasi selanjutnya.
"Seharusnya memang taat azas itu menjadi hal yang penting karena itu mengacu pada siapa yang bertanggung jawab dengan desainnya," tutur pria akrab disapa Boegar itu.
Sedangkan Ketua Umum Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Dian Heri Sofian mengatakan, legacy yang ditinggalkan melalui IKN tidak hanya berupa fisik. Melainkan juga prosesnya sebagai bagian dari peristiwa bersejarah.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
"Jadi jangan sampai IKN meninggalkan legacy yang tidak baik. Takes your time, jangan ngejar buru-buru karena ada batasan tertentu, tapi proseslah yang diutamakan sehingga hasilnya terbaik bagi bangsa ini," jelasnya.
Semenatara Ketua Umum Gren Building Council Indonesia (GBCI) Iwan Prijanto mengharapkan IKN bisa menjadi kota yang berkelanjutan.
Namun, untuk mencapainya tidak mudah dan membutuhkan upaya sistemik. Karena sustainability atau keberlanjutan itu membutuhkan sumber daya yang kemudian diolah sesuai standar yang berlaku agar kehidupan generasi di masa depan masih tetap eksis.