Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah menyatakan bahwa
penyemprotan jalan dengan disinfektan adalah cara konyol untuk menghindari
penularan virus Corona. Penyemprotan jalanan menggunakan disinfektan dinilai
WHO tidak ada gunanya.
"Yang jelas, itu adalah hal yang tidak kami
rekomendasikan. Kami tidak percaya orang-orang tertular virus dari permukaan
tanah (jalanan -red)," kata Kepala Jaringan Wabah dan Tanggap Darurat
Global WHO, Dale Fisher, sebagaimana diunggah DW News di akun YouTube, Kamis
(2/4/2020).
Baca Juga:
Hadiri Apel Akbar PAN Kota Bekasi, Desy Ratnasari Bakal Maksimalkan Menangkan Heri-Sholihin
Sementara itu, Wiku Adisasmito yang saat itu masih menjadi
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19 menjelaskan, penularan COVID-19
adalah melalui cairan hidung dan mulut (droplet) orang yang terinfeksi,
melompat lewat bersin dan batuk, masuk ke hidung, mulut, atau mata orang yang
sehat.
Droplet yang mengandung virus Corona (SARS-CoV-2) bisa pula
berada di permukaan benda dan disentuh oleh orang yang sehat, kemudian orang
yang sehat tersebut tertular COVID-19 karena tangannya yang terkena droplet itu
dia gunakan untuk menyentuh mulut, hidung, atau matanya.
"Masa kita pegang aspal kemudian kita pegang mata? Kan
tidak. Yang sering dipegang adalah gagang pintu, kunci, ponsel, lantai untuk
beraktivitas, hingga permukaan lantai masjid misalnya," kata Wiku.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
Penyemprotan disinfektan di jalanan dan lingkungan luar
ruangan memang bukan fenomena Indonesia saja. Di India, Meksiko, hingga Turki
juga demikian. Kendati demikian, kegiatan ini masih dilakukan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.