Menurutnya, apabila tindakan akhir BSSN dalam mengatasi hal ini ujung-ujungnya adalah proyek perbaikan untuk peningkatan sistem yang biasanya nilainya beratus juta dan bermiliaran rupiah, maka jelas peretasan yang terjadi justru mungkin justru dilakukan oleh oknum-oknum tertentu untuk mencari keuntungan dari proyek perbaikan atau peningkatan tersebut.
Seharusnya, kata Abimanyu, ada tim yang melakukan penelitian mendalam terhadap semua kejadian ini. Bila sistem telah kembali normal maka penelitian bisa dilakukan secara tenang, terencana, terpola, tertata, terkoneksi (5T) dan mendetil.
Baca Juga:
PDN Cikarang, Kominfo Targetkan Aktif Awal 2025 Akui Efek PDNS 2
"Selain itu 5T juga bisa untuk mengambil kesimpulan cyber Crime yang terjadi sekedar deface saja? Apakah ada ada data-data yang mungkin tercuri dan itu jauh lebih mengerikan daripada deface mengingat Ini masalah Sandi Negara," ucapnya.
"Bila hal itu tidak dilakukan maka semua proyek perbaikan dan peningkatan selalu hanya sekedar tambal sulam dan kelak akan terjadi lagi dan lagi," pungkas Abimanyu.
Situs Pusat Malware Nasional milik BSSN mengalami peretasan berupa perubahan halaman muka atau defacement. Peretasan terhadap situs BSSN ini sangat memprihatinkan karena lembaga tersebut dibentuk guna mendeteksi dan mencegah segala potensi serangan siber.
Baca Juga:
Realisasi Anggaran PDN Kominfo Capai Rp 700 Miliar dari Dana APBN
Situs Pusat Malware Nasional (Pusmanas) milik BSSN, pusmanas.bssn.go.id/, mengalami perubahan halaman muka (defacement). Saat dibuka, terdapat tulisan ”NSA da indonesia pwnetada KKKKKKKKKKKK. Sonlx was here 3:)”.
Selain itu, peretas juga menyisipkan pernyataan berupa penghinaan terhadap negara dan menyebut bahwa aksi ini merupakan aksi balasan bagi peretas Indonesia yang telah meretas situs Brasil. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.