Pelatihan ini membekali peserta dengan teori dan praktik penggunaan Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) dan Conductivity Temperature Depth (CTD) untuk berbagai aplikasi kelautan dan perikanan.
Praktik lapangan dilakukan di perairan Ancol menggunakan kapal ARA 2, hibah dari pemerintah Korea. Pemanfaatan ADCP memungkinkan peserta memahami arus laut yang berperan dalam pergerakan massa air, navigasi maritim, dan transpor sedimen.
Baca Juga:
Skandal Minyak Rp193,7 Triliun, Begini Kelakukan Dirut PT Pertamina Patra Niaga Rivai Siahaan
Sementara itu, analisis data CTD membantu dalam mempelajari karakteristik air laut seperti suhu, salinitas, dan pH yang memengaruhi ekosistem laut.
Pemahaman terhadap kedua instrumen ini penting untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan pemantauan lingkungan.
Metode yang dipelajari dapat diterapkan di berbagai perairan Indonesia untuk mendukung perlindungan ekosistem pesisir dan mitigasi perubahan iklim, yang menjadi salah satu fokus MTCRC.
Baca Juga:
Viral Kepala Desa di Bogor Tertawakan Nasi Kotak dari Acara Bupati, Kini Dipanggil Pemkab
Dengan diresmikannya KIOTEC Ancol dan dimulainya program pelatihan MET 2025, pusat pelatihan ini diharapkan dapat menjadi wadah pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang ilmu dan teknologi kelautan.
Komitmen kerja sama antara Indonesia dan Korea melalui proyek ODA KIOTEC, bersama peran KIOST dan MTCRC sebagai institusi pelaksana, akan terus mendukung riset, inovasi, dan keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.
Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) adalah Pusat Penelitian Bersama Antar Pemerintah yang didirikan pada tanggal 14 September 2018, melalui Nota Kesepahaman (MoU) dan Implementing Arrangement (IA) antara Kementerian Samudera dan Perikanan (MOF) Republik Korea dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) Republik Indonesia (sebelumnya adalah Kemenko Marves).