”Momentum Hari Bumi ini meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghargai bumi sebagai tempat tinggal bagi makhluk hidup melalui suatu aksi yang nyata. Kepedulian Pemerintah terhadap lingkungan khususnya di sektor energi listrik telah diwujudkan melalui pemanfaatan sumber daya EBT yang ramah lingkungan dan pengurangan penggunaan energi fosil. Hal ini dilihat dari rancangan RUKN dan RUPTL yang sudah semakin green ,” ujar Jisman.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, hari bumi merupakan momen yang tepat bagi perseroan untuk merefleksikan diri pada komitmen menjalankan operasional bisnis secara berkelanjutan guna memitigasi ancaman perubahan iklim. Hal ini juga sejalan dengan langkah transisi energi dalam mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) dan Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi, Kejagung Benarkan Geledah KLHK
”Kegiatan Hari Bumi PLN bertujuan untuk mempertegas komitmen kami pada upaya menjaga kelestarian bumi melalui langkah nyata dengan menjalankan proses bisnis yang mengedepankan keberlanjutan,” ujar Darmawan.
Beberapa langkah nyata yang telah dilakukan PLN, kata Darmawan di antaranya dengan melakukan pengolahan limbah Pembangkit (FABA) menjadi produk multiguna yang berdaya jual bagi masyarakat, meningkatkan penggunaan sumber daya EBT, aktif dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik ( electric vehicle ) dan menjalankan program offset emisi dalam mengimbangi emisi karbon di tanah air melalui aplikasi PLN Climate Click.
”Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif dalam hal ini PLN telah mengadopsi gaya penggunaan teknologi ramah lingkungan dan diharapkan dapat melindungi bumi dari dampak negatif perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk generasi mendatang,” kata Darmawan.
Baca Juga:
34 Sekolah Binaan DLH Kota Tangerang Raih Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri
Selanjutnya Darmawan mengatakan perubahan iklim adalah persoalan global, karena 1 ton emisi CO2 di Dubai akan menimbulkan dampak kerusakan yang sama dengan 1 ton emisi CO2 di Jakarta. Maka, satu-satunya cara untuk menghadapi tantangan perubahan iklim adalah lewat kolaborasi.
”Sebagai lokomotif transisi energi di tanah air, PLN menyadari upaya mitigasi perubahan iklim tidak akan mampu dijalankan PLN sendiri. Komunitas global perlu bersatu, karena ini adalah masalah bersama, untuk itu kami mengajak para stakeholder dan seluruh masyarakat bersama-sama kita perangi perubahan iklim,” jelas Darmawan.
Menurut Darmawan penyelarasan antara RUKN dan RUPTL PLN merupakan milestone dalam langkah mencapai transisi energi di tanah air.