"Jadi sebetulnya sejak itu kan orang sudah melihat ini, perubahan-perubahan aturan itu sendiri mengindikasikan adanya ruang untuk bermain di karantina," imbuhnya.
Saleh menyebut indikasi-indikasi permainan karantina sebetulnya sudah terlihat sebelum Presiden Jokowi mengungkap soal laporan permainan karantina yang dialami WNA. Sedangkan soal WNA melaporkan praktik permainan karantina, sebut dia, adalah klimaksnya.
Baca Juga:
Abu Dhabi Hapus Aturan Wajib Masker dan Karantina Bagi Pendatang
"Kemudian masyarakat juga banyak yang berteriak untuk bagaimana pemerintah atau satgas menertibkan permainan karantina ini, dan terutama kemarin kan orang lihat adanya orang yang berdesakan di bandara, kemudian ada komplain dari masyarakat yang dimasukkan di hotel, kemudian ternyata fasilitasnya tidak memadai, kemudian yang lain-lain. Itu kan kemudian mengindikasikan bahwa ada yang tidak beres," papar Saleh.
Peringatan dari Kemenkes
Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan memberi peringatan agar tak ada oknum memanfaatkan pandemi COVID.
"Mengimbau tidak ada oknum yang memanfaatkan situasi ini," ujar jubir vaksinasi COVID-19, dr Siti Nadia Tarmizi, kepada wartawan, kemarin.
Baca Juga:
Gelar Acara Wayang Saat PPKM, Anggota DPRD Terancam Denda Rp 25 Juta
Nadia menyampaikan karantina untuk WNA sudah ditetapkan dalam aturan. Jika pelaku perjalanan dinyatakan positif, ia harus menjalani isolasi dan tetap bisa minta pemeriksaan lab pembanding.
"Dan proses isolasi ini sudah dijalankan dan sudah ada hasil negatif dua kali pasca-isolasi dan sudah dinyatakan selesai isolasi," ujarnya.
Bukan Miskom