WAHANANEWS.CO, Jakarta - Jejak digital adalah rekam jejak yang tak bisa dihapus, dan di era serba digital ini, setiap pernyataan bisa dengan cepat menyebar dan menjadi bahan perbincangan.
Hal itulah yang kini dialami Annisa Mahesa, anggota DPR RI termuda periode 2024-2029, yang tengah menjadi pusat perhatian warganet.
Baca Juga:
Kades Kohod Siap Bayar Denda Rp48 Miliar, Anggota DPR Heran: Dari Mana Uangnya?
Namanya mencuat setelah cuplikan wawancaranya di hari pelantikan beredar luas di media sosial.
Awalnya, diskusi tentang Annisa bermula di platform X, sebelum akhirnya merambah ke TikTok. Salah satu akun, @aryasatya186, membagikan potongan video yang menampilkan pernyataannya mengenai aksi demonstrasi.
Dalam video tersebut, Annisa Maharani Alzahra Mahesa mengungkapkan keheranannya terhadap aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat.
Baca Juga:
Legislator Novita Wijayanti Desak Pemerintah Percepat Pembangunan Tol Banyumas-Cilacap
"Kenapa nggak diskusi aja?" tanyanya.
Putri politisi dan aktivis Desmond Junaidi Mahesa ini menegaskan bahwa ia tidak takut terhadap aksi unjuk rasa, tetapi menurutnya, diskusi adalah opsi yang lebih efektif.
"Kalau demo untuk mengkritik kebijakan yang buruk, itu wajar. Tapi kalau demo secara personal, untuk apa?" lanjutnya.
Sebagai anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Annisa menilai bahwa dialog antara perumus kebijakan dan masyarakat lebih bermanfaat dalam mencari solusi atas berbagai permasalahan.
"Kalau kita berdiskusi, bisa bicara dari hati ke hati, saling memahami. Kalau demo, ya kita paham isu yang dibawa, tapi solusinya bagaimana?" ujarnya.
Pernyataan Annisa ini memicu reaksi keras dari warganet. Banyak yang menilai bahwa pernyataannya tidak selaras dengan kondisi di lapangan, mengingat DPR RI selama ini dinilai kurang responsif terhadap aspirasi publik terkait berbagai kebijakan yang telah dirumuskan.
Wawancara tersebut juga semakin memperkuat keraguan sebagian masyarakat terhadap kredibilitas Annisa sebagai representasi generasi muda di Senayan.
Namun, di balik kontroversi yang menyertainya, Annisa memiliki latar belakang pendidikan yang cukup impresif.
Annisa merupakan kader Partai Gerindra yang berhasil melangkah ke Senayan setelah memperoleh 122.470 suara berdasarkan 99,83% data yang masuk dari 7.542 TPS di daerah pemilihan (Dapil) Banten II, yang mencakup Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon.
Ia mengungguli beberapa tokoh senior seperti Wakil Ketua MPR RI sekaligus Waketum PAN Yandri Susanto, mantan Wali Kota Cilegon Edi Ariadi, serta mantan Wali Kota Serang Tubagus Haerul Jaman.
Jejak politik Annisa tak lepas dari sosok ayahnya, Desmond J Mahesa, yang pernah menjadi anggota DPR RI selama tiga periode (2009-2023) dan sempat menjabat sebagai Ketua DPP Partai Gerindra (2008–2013).
Desmond juga dikenal sebagai mantan aktivis yang pernah mengalami penculikan pada era Orde Baru.
Annisa, yang akrab disapa Icha, menamatkan pendidikan di SMA Negeri 34 Jakarta pada 2019. Pada usia 23 tahun, ia telah meraih dua gelar sarjana melalui program double degree.
Ia menempuh kelas internasional di Universitas Indonesia (2019-2021) sebelum melanjutkan studi di Universitas Melbourne (2021-2023).
Selain aktif di dunia politik, Annisa memiliki ketertarikan di bidang tarik suara.
Ia pernah meraih Gold Trophy and Medal dalam ajang Bali International Choir Festival 2018, yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti China, Malaysia, Kanada, dan Polandia.
Pada 2017, ia menjadi runner-up dalam kompetisi Odyssey of The Mind World Finals di Michigan State University.
Annisa juga sempat menjalani magang sebagai internship coordinator dan marketing officer di Ecare Careers, Melbourne (Oktober-Desember 2022), serta menjadi social media manager di Warung Saco Betawi Peranakan (Juni 2021-Februari 2022).
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]