Dengan hadirnya pertanian modern melalui program SGH, diharapkan akan lahir petani-petani milenial. Sebab, saat ini profesi petani kurang diminati generasi muda karena dianggap jauh dari modern dan kurang menjanjikan.
“Dengan program SGH ini diharapkan para pemuda atau petani milenial mau terjun ke bidang pertanian karena sudah terdigitalisasi,” kata Nurul.
Baca Juga:
Food Estate Bekal Ketahanan Pangan Jangka Panjang
SGH terdiri dari bangunan yang berlabel green house yang dilengkapi sistem terdigitalisasi. Petani memanfaatkan SGH untuk menanam sayur organik. Sebab, SGH sangat mendukung budidaya tanaman ramah lingkungan. Pupuk yang digunakan juga merupakan pupuk kandang tanpa tanpa pestisida maupun bahan kimia lain.
“SGH ini mendukung kebutuhan untuk menanam sayur organik kelas premium, romaine, lettuce, pokcoy, dan lainnya. Buah tidak ditanam di sini,” ucap Suroso, Direktur Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS), Trawas Mojokerto.
Tentunya, petani berharap kehadiran SGH dapat membantu meningkatkan pendapatan karena bercocok tanam menjadi lebih efisien tanpa bergantung pada cuaca.
Baca Juga:
Bahas Sumber Daya Alam, Mentan: Pertanian Harus Berawal dari Mimpi
“Diharapkan melalui SGH ini penghasilan dapat bertambah. Petani terbantu dengan SGH karena menghadapi masalah perubahan iklim petani dapat tetap menjaga kapasitas produksi, kualitas produksi, dan kontinuitas produksi,” tutur Suroso.
Ke depan, SGH diproyeksikan dapat dipadukan atau bahkan menjadi kawasan eduwisata bagi pelajar maupun masyarakat umum, untuk mendapatkan edukasi seputar pertanian. [ast]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.