Peristiwa tersebut membuat Presiden Jokowi menggelar rapat dengan berlayar di Laut Natuna Utara di atas KRI Imam Bonjol-383 yang berada di bawah komando Cokky. Kemudian, saat menjadi Deputi Operasi dan Latihan Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada 2020, juga terjadi pengusiran kapal China Coast Guard oleh unsur Bakamla.
Presiden Jokowi kembali hadir meninjau kekuatan TNI AL dan Bakamla yang beroperasi di sekitar Kepulauan Natuna. Sepak terjang Cokky lainnya yakni pada pada 7 September 2022, ketika salah satu Pesawat Bonanza T-2503 mengalami kecelakaan dan jatuh di Selat Madura, Cokky yang telah menjabat Pangkoarmada II sigap dan profesionalisme.
Baca Juga:
Irjen TNI Buka Pelatihan BHD dan Screening Jantung Bagi Personel TNI
Di bawah kepemimpinannya yang turut terjun ke lapangan, pesawat Bonaza dengan dua korban pilot yang berada di dasar laut, tak lebih dari 24 jam, berhasil ditemukan dan dievakuasi ke atas geladak Kapal KRI Soputan-923.
Cokky mengungkapkan strateginya dalam memimpin Satgasla G20. Pertama, menyiapkan sektor patroli di sekeliling Pulau Bali. Jadi, selain 14 kapal perang yang memagari perairan Hotel Apurva, Laksda Cokky tetap mengoperasikan kapal perang lain untuk berpatroli.
Kedua, sarjana Defence Studies, University of New South Wales, Australia ini juga membentuk layer-layer pengamanan, khususnya di lokasi-lokasi strategis. Ketiga, memantau kapal Fery antarpulau yang datang dan pergi menuju Pulau Bali serta memeriksa perahu-perahu dan nelayan yang mencurigakan.
Baca Juga:
Panglima TNI Mutasi 256 Perwira Tinggi, 23 di Antaranya Bawahan Prabowo
Keempat, tambah Abituren Akademi Angkatan Laut (AAL) 1989, yakni mengawasi kapal-kapal yang melintas di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Pola operasi yang dilakuan telah memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu kemampuan surveilance dan pemantauan dari Puskodal TNI AL serta VTS.
"Satgasla harus menjaga keamanan G20 dan menegakkan kedaulatan, hukum dengan kondisi yang berbeda dibanding Satgas lainnya. Tugas yang dijalankan Satgasla bukan hanya di wilayah teritorial Indonesia, melainkan di wilayah atau rezim laut yang merupakan sovreignty (kedaulatan penuh) dan sovreignt right (hak berdaulat)," katanya.
Magister Strategi dan Kampanye Militer, Universitas Pertahanan (Unhan) ini menambahkan, keamanan peserta G20 harus terjamin, sehingga harus ada pembatasan dari pihak yang mendekat. Namun, di sisi lain kebebasan kapal yang melintas juga harus dijamin kebebasannya untuk melintas di ALKI dengan aman.