WAHANANEWS.CO, Tangerang - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono, meminta Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Muhammad Ali, untuk menghentikan sementara pembongkaran pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di Kabupaten Tangerang, Banten.
Permintaan ini disampaikan karena kasus pagar laut tersebut masih dalam proses investigasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Baca Juga:
Misteri Pagar di Perairan Tangerang, Nelayan Merugi dan Diintimidasi
"Barang bukti yang sedang diselidiki sebaiknya tidak dibongkar dulu. Jika dicabut sekarang, ada risiko terbawa arus dan berdampak negatif," ujar Trenggono di Jimbaran, Bali, dikutip Senin (20/1/2025).
Pagar bambu yang dipasang sejak Juli 2024 itu disegel KKP pada 9 Januari 2025 atas arahan Presiden Prabowo Subianto karena diduga tidak memiliki izin.
Pagar ini telah mengganggu aktivitas nelayan setempat, tetapi KKP menilai bahwa pembongkaran sebaiknya menunggu hasil investigasi agar pelaku di balik pemasangan pagar misterius ini bisa diidentifikasi terlebih dahulu. "Setelah jelas siapa yang memasang, langkah hukum dapat diambil," tambah Trenggono.
Baca Juga:
Prabowo Perintahkan Segel Pagar Laut Misterius di Tangerang: Negara Tak Boleh Kalah!
Di sisi lain, Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Jakarta, Brigjen (Mar) Harry Indarto, menjelaskan bahwa pembongkaran dilakukan atas perintah langsung Presiden.
Operasi yang melibatkan 600 personel TNI AL ini, termasuk pasukan Kopaska, Marinir, dan Dislambair, bertujuan merespons keluhan nelayan yang kesulitan beraktivitas akibat pagar tersebut.
Pembongkaran menghadapi tantangan berat, seperti bambu yang tertancap hingga 2 meter di dasar laut dan cuaca buruk yang menghambat prosesnya.
"Menanam lebih mudah daripada mencabut. Proses ini membutuhkan tenaga dan waktu besar," kata Harry. Dalam sehari, tim hanya mampu mencabut dua kilometer pagar dari total target 30,16 kilometer.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri KP, Doni Ismanto Darwin, memastikan investigasi tetap berjalan meski pembongkaran berlangsung.
"Kami bekerja sama dengan pihak terkait untuk menyelidiki secara mendalam, termasuk mengidentifikasi siapa dalang di balik pemasangan pagar ini," jelasnya.
Selain di Tangerang, kasus pagar laut serupa juga ditemukan di Bekasi dan perairan dekat Pulau C, Jakarta Utara.
Namun, identitas pemilik pagar tersebut masih menjadi misteri. Operasi ini ditargetkan selesai dalam 10 hari, meskipun belum ada keputusan tentang pengelolaan bambu hasil pembongkaran.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]