WahanaNews.co | Menteri Perdagangan (Mendag),
Muhammad Lutfi, menanggapi kritikan terhadap dirinya terkait kebijakan impor
beras pada tahun ini.
Ia
bahkan berjanji siap melepas jabatannya jika keputusannya terbukti salah.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
Hal itu
diungkapkan Lutfi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Senin
(22/3/2021).
"Saya
mesti memikirkan yang tidak terpikirkan. Saya mesti mengambil keputusan yang
tidak populer. Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada
masalah," ujarnya.
Ia
menjelaskan, opsi impor untuk memenuhi cadangan beras Bulog mencapai stok 1
juta - 1,5 juta ton sudah diputuskan
sebelum dirinya menjadi Menteri Perdagangan pada Desember 2020 lalu.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Saat
itu, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet yang meminta Bulog di tahun ini
menambah cadangan atau iron stock
sebanyak 500.000 ton.
Pada
notulen disebutkan pengadaan beras bisa dipenuhi dari impor.
"Jadi
itu sudah ada sebelum saya datang (menjadi Mendag). Maka waktu saya datang,
saya melakukan penghitungan jumlahnya (stok beras pemerintah di Bulog),"
katanya.
Menurut
penghitungannya, stok beras cadangan Bulog saat ini hanya sekitar 800.000 ton.
Sebanyak
270.000 - 300.000 ton dari stok tersebut
merupakan beras hasil impor tahun 2018 lalu.
Adapun
beras sisa impor itu berpotensi mengalami penurunan mutu.
Artinya,
tanpa menghitung beras impor maka stok beras Bulog hanya berkisar 500.000 ton.
Di sisi
lain, penyerapan gabah oleh Bulog belum optimal pada masa panen raya.
Hingga
saat ini, serapan gabah setara beras baru mencapai 85.000 ton dari
perkiraan harusnya mendekati 500.000 ton.
"Ini
menyebabkan stok Bulog pada saat ini jadi yang paling rendah dalam
sejarah," ucap Lutfi.
Rendahnya
penyerapan tersebut dikarenakan aturan teknis yang mesti dipatuhi Bulog dalam
membeli gabah petani.
Menurut
Permendag Nomor 24 Tahun 2020, gabah harus dengan kadar air maksimal 25 persen
dan seharga Rp 4.200 per kilogram.
Maka, hanya
gabah yang memenuhi syarat yang bisa diserap oleh Bulog.
Sementara, dengan
curah hujan yang tinggi saat ini, kualitas beras petani rata-rata memiliki kadar air berlebih. [qnt]