WahanaNews.co, Jakarta - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan, sistem pajak perlu lebih efisien sehingga memungkinkan ekstensifikasi atau perluasan basis data perpajakan.
Karenanya, dia tak mau menargetkan pihak-pihak yang selama ini sudah taat membayar pajak.
Baca Juga:
Era Baru Kendaraan Dinas, Menteri dan Eselon 1 Akan Gunakan Maung Buatan PT Pindad
"Istilahnya pembayar pajak yang sudah baik, sudah taat, jangan diperas terus. Itu sering disebut apa (oleh praktisi pajak)? Berburu di kebun binatang," ucap Prabowo dalam Dialog 'Capres Bersama Kadin', di Jakarta, Jumat (12/01/24).
Prabowo mengatakan, berdasarkan pengalaman di banyak negara, mengincar pembayar pajak yang sudah taat justru bisa berujung pada penggelapan pajak. Karena itu, perlu dilakukan pencegahan agar apa yang terjadi di negara lain terjadi juga di Indonesia.
"Jangan-jangan kalau kita memberi kemudahan kepada pengusaha-pengusaha yang benar, ini akan memacu pertumbuhan ekonomi, investasi, dan kegiatan perdagangan," tutur Prabowo.
Baca Juga:
Retreat Kabinet di Magelang Lancar, PLN Sukses Amankan Listrik Secara Berlapis
Prabowo menegaskan, pajak merupakan hal yang sangat penting sehingga harus dilakukan efisiensi dan transparansi untuk menutup lubang-lubang kebocoran.
Tak hanya itu, Prabowo juga menegaskan pemerintah harus memudahkan perizinan usaha sehingga iklim bisnis bisa diperbaiki.
"Jangan orang mau dagang itu dipersulit, sekian puluh izin," ucap Prabowo.
Sebelumnya, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka juga menganalogikan hal yang sama mengenai upaya meningkatkan rasio pajak.
Ekstensifikasi pajak merupakan upaya untuk menggali potensi pajak dari subjek pajak maupun wajib pajak yang belum terdaftar dalam basis data perpajakan.
Jika basis ini membesar maka tax ratio (perbandingan antara jumlah penerimaan pajak terhadap PDB negara) akan membaik.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]