Saat ditanya apakah zat aditif bisa meningkatkan angka RON, Ingrid menegaskan bahwa zat tersebut hanya berfungsi menambah keunggulan produk, bukan menaikkan nilai oktan.
"Zat aditif itu untuk menambahkan value, bukan untuk mengubah RON. Setiap badan usaha punya keunggulan masing-masing, dan ini adalah nilai tambah dari produk kami," ujarnya.
Baca Juga:
Maut dari Langit: Serangan AS di Yaman Renggut Puluhan Nyawa Migran
Isu BBM Oplosan dan Kepastian bagi Konsumen
Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Haryadi, menyatakan bahwa isu pencampuran RON BBM perlu diklarifikasi agar masyarakat tidak resah.
Ia menekankan pentingnya transparansi dari perusahaan swasta maupun Pertamina mengenai proses produksi BBM.
Baca Juga:
Pertaruhan Strategis Arab Saudi: Antara F-35A Amerika dan Jet Tempur China
"Kami ingin ada kepastian skema terkait pembuatan RON, sehingga tidak ada kebingungan di masyarakat," kata Bambang.
Ia juga berencana mengundang industri otomotif untuk meneliti dampak penggunaan BBM yang diklaim mengalami perubahan RON.
"Kalau RON bisa dipalsukan, tentu ada dampak pada kendaraan. Kami ingin mendengar langsung dari industri otomotif apakah ada kendala seperti korosi atau masalah lainnya akibat BBM yang tidak sesuai," tambahnya.