"Ketersediaan informasi di masyarakat kita pada awalnya dapat dianggap sebagai kekuatan positif. Ini tidak diragukan lagi merupakan langkah besar dari kurangnya komunikasi yang dialami oleh generasi sebelumnya. Namun, masalah muncul ketika orang dihadapkan dengan lebih banyak informasi daripada yang mereka butuhkan," jelas Prof. Rudy.
Data, menurutnya, menjadi semakin berlimpah dengan munculnya platform media sosial, yang telah menyebabkan ledakan hebat dari informasi yang sama yang dikemas ulang dan digunakan kembali berulang kali.
Baca Juga:
Debat Ketiga Pilkada Jakarta: Akademisi Universitas Pancasila Sebut Minim Terobosan Baru
Kelimpahan informasi ini sering menjadi salah satu item tertentu di internet yang sering membuat perbedaan interpretasi. Sebagian besar informasi ini tidak relevan dan bahkan dapat menyebabkan beberapa efek negatif pada pengguna media sosial. Dalam hal ini, audiens membutuhkan lebih banyak waktu atau keterampilan untuk menyaring informasi yang paling berguna dan mengabaikan sisanya.
Sedangkan komunikasi menjadi positif jika lebih banyak pengirim yang optimis dan menghasilkan efek hiperpersonal yang dapat mengubah sikap kelompok dengan pemahaman yang berbeda terhadap satu sama lain.
Namun, efek hiperpersonal tidak mungkin terjadi ketika orang tidak saling percaya. Dan di dunia media sosial yang terkadang rumit, ketidakpercayaan adalah kemungkinan yang nyata.
Baca Juga:
Awas! Gunung Ibu Siaga Level III, Semburkan Api dan Abu
Solusi bagi individu untuk membangun kepercayaan adalah dengan membuka dan mendengarkan orang lain yang mungkin tidak relevan dan setuju untuk belajar dari mereka, sehingga memungkinkan individu untuk memperluas pengetahuan mereka dan belajar dari satu sama lain, sehingga meningkatkan kesadaran dan pencerahan untuk keuntungan bersama (Webster dan Jual).
Sementara itu, salah satu ciri dari melimpahnya informasi di media sosial adalah kemampuan untuk menambahkan informasi pada informasi yang telah disampaikan orang lain dalam aplikasi. Pengguna lain di aplikasi yang sama dapat melengkapi atau bahkan bertentangan dengan pandangannya.
Di Instagram, informasi tambahan dapat mengomentari gambar; di Facebook, teman dapat menandai pengguna lain dalam pembaruan status dan video; di LinkedIn, orang dapat memberikan jaminan tentang keterampilan kerja rekan kerja.