Mulanya program konversi ke kompor listrik ini disebutkan karena bisa menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 85,6 triliun dengan asumsi 15,3 juta pelanggan LPG subsidi beralih ke kompor listrik selama lima tahun program berjalan.
Jika program konversi LPG ke kompor listrik diperluas untuk seluruh pelanggan PLN yang menjadi pengguna LPG 3 kg sebanyak 69,4 juta, maka penghematan belanja impor LPG mencapai Rp 44 triliun per tahun.
Baca Juga:
Diajang Adhyaksa Sangihe Expo 2023, PLN Beri Edukasi Kompor Listrik
Sementara apabila program konversi hanya untuk 15,3 juta pelanggan, akan menghemat belanja impor LPG sebesar Rp 10,21 triliun per tahun.
Namun, rencana ini kemudian mendapatkan kritikan dari sejumlah pihak, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Salah satunya yakni Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian.
Menurut Ramson, program konversi LPG 3 kg ke kompor listrik terkesan terburu-buru dan bisa mengorbankan masyarakat kecil. Misalnya, yang mempunyai daya listrik 450 Volt Ampere (VA).
Baca Juga:
PLN Fokus Program Uji Coba Kompor Listrik
Pasalnya, jika daya listrik dari pelanggan 450 VA beralih ke 900 VA untuk dapat menggunakan kompor listrik, maka sudah pasti kenaikan biaya bulanan tak bisa dihindari.
"Atas itu, makanya kita menolak. Ini penolakan alhamdulillah Presiden setuju," terang Ramson pada wartawan dalam Energy Corner, Senin (26/9/2022). [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.