Hal ini dilakukan dengan memberikan makan siang harian kepada siswa prasekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren.
Selain itu, bantuan gizi diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumatera Utara Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden Dan Wapres RI
Adapun, program ini menuai pro kontra khususnya terkait sumber anggaran untuk memberikan makan siang bagi 80 juta anak yang diperkirakan mencapai Rp400 triliun.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto pun meminta pemerintahan selanjutnya untuk menetapkan skala prioritas untuk program-program tersebut.
Melihat kondisi saat ini, Eko menilai bukan makan siang gratis yang utama, namun peningkatan produktivitas pertanian. Mengingat saat ini harga bahan pokok, utamanya beras, tengah melambung.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumut Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden dan Wapres RI
“Yang paling prioritas [saat ini] meningkatkan produksi pertanian,” ujarnya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, yang tengah merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, secara tegas menolak berbicara terkait program makan siang gratis.
Pasalnya, rencana tersebut tidak ada dalam APBN 2024. Kalaupun untuk 2025, Sri Mulyani akan berkomunikasi dengan pemerintah selanjutnya.