Dia mengakui, awalnya tenaga ahli tersebut didatangkan dari China.
Alasannya, karena KJCB akan melajut dengan kecepatan sampai 350 km per jam.
Baca Juga:
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ini Fakta-fakta Aktualnya
Dengan tingkat kecepatan seperti itu, Slamet mengatakan lintasannya harus yang terbaik.
Untuk itu, dalam proses penyambungan dan pengelasan, mereka menggunakan metode Flash-butt Welding dengan mesin UN-200.
Namun, sejalan dengan proses Transfer of Technology (ToT) yang berjalan baik di proyek KCJB, saat ini tenaga kerja lokal sudah bisa mengoperasikan mesin Un-200 dan berangsur menggantikan Tenaga Kerja Asing (TKA).
Baca Juga:
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Sumbang Negara Rp 5.34 Triliun
"Awalnya, mesin UN-200 dioperasikan oleh tenaga ahli bersertifikasi khusus dari China, tapi seiring berhasilnya upaya transfer teknologi, saat ini tenaga lokal sudah mulai bisa mengoperasikan dan berangsur mulai menggantikan TKA yang ada," kata Dwiyana, dalam keterangan tertulis, Senin (14/2/2022).
Fasilitas dan Workshop Pengelasan Rel KCJB dengan UN-200 berada di Area Workshop Welding Factory seluas 8,4 hektar yang b di Kawasan Tegalluar Bandung Timur.
Dengan mesin canggih ini, 1.805 batang rel akan disambung menjadi berukuran 500 meter.