"Sayang sekali, jadi kami sudah belasan tahun mengabdi, akhirnya dirasionalisasi seperti ini. Akhirnya inisiatif dari kami semua untuk mengeluarkan aspirasi kami kepada Bapak Nyoman Parta. Jadi itu keresahan kami, keluhan kami," ungkapnya.
Tanggapan DPR RI Dapil Bali
Baca Juga:
Dituduh Mencuri, 5 Petugas Sekuriti Ancol Aniaya Pengunjung Hingga Tewas
Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali I Nyoman Parta mengaku menyayangkan sikap yang diambil oleh PT Angkasa Pura Supports.
"Sebagai salah satu anggota dewan yang bermitra tugas dengan Kementerian BUMN, saya menyayangkan rencana menghentikan kontrak ini," kata Parta dalam keterangan tertulis kepada wartawan.
Menurut Parta, alasan bertato dan ada bekas tindik dalam situasi sekarang sudah tidak relevan. Sebab, para sekuriti tersebut sudah ada yang bertato dan pernah bertindik pada saat awal menjadi sekuriti Avsec.
Baca Juga:
Terlibat Kasus Pembunuhan Dua Warga India Ditangkap Polisi di Bandara Bali
"Lagian tatonya juga tidak terlihat ketika menggunakan seragam. Masak gara-gara gambar burung kecil di lengan tidak dilanjutkan kontraknya," terang Parta.
Kemudian Parta juga menyayangkan peristiwa ini justru terjadi ketika pihak PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali mulai ada pemasukan karena wisatawan domestik terus beranjak bangkit. Menurutnya, peristiwa itu lucu dan diskriminatif.
"Agak lucu dan cenderung diskriminatif persyaratan tidak bertato dan pernah ada tindik hanya untuk mereka tenaga kontrak saja. Sedang di Angkasa Pura I banyak juga sekuriti yang sudah jadi tenaga tetap juga memiliki tato," ungkap Parta.