Namun, apresiasi tinggi diberikan kepada ENI
yang telah dapat mengawal 8,6 juta jam kerja tanpa adanya fatality.
"Kami sebagai insan hulu migas layak
berbangga, karena yang telah kita lalui itu bukanlah pekerjaan mudah," kata
Dwi.
Baca Juga:
Peran Strategis Luhut Mewujudkan Impian Pembangkit Listrik Nuklir di RI
Ia mengakui, dampak pandemi lebih dalam dari
perkiraan awal di sektor hulu migas.
Kendati demikian, membaiknya harga minyak
dunia yang lebih cepat dari perkiraan, bahkan pada minggu ini sempat berada di
kisaran USD 70 per barrel, diharapkan menjadi angin segar bagi keberlangsungan
upaya meningkatkan investasi hulu migas.
"Tentu saja, tantangan akan selalu ada, oleh
karena itu mari bergandeng tangan agar dapat melalui masa sulit ini
bersama-sama demi tercapainya visi bersama Indonesia di tahun 2030, yaitu
produksi minyak 1 juta barrel dan gas 12 BSCFD," pungkas Dwi. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.