WahanaNews.co | Nahdlatul
Ulama (NU) mengadakan acara konser dan peringatan harlah yang ke-95 versi
daring. Dalam kesempatan itu, Ketum PBNU Said Aqil Siroj menyampaikan sambutannya.
Pada generasi muda NU, Said berpesan agar bisa menempuh pendidikan di luar
negeri.
Baca Juga:
Kecam Pengakuan Mbah Benu Bisa Telepon Allah, PBNU: Memprihatinkan!
Salah satunya adalah ke negara Timur Tengah, yakni Arab.
Namun, ia berpesan, ketika belajar ke Timur Tengah, yang terpenting adalah
membawa ilmu tersebut ke tanah air.
"Sering saya katakan silakan belajar cari ilmu ke Arab,
Gus Dur ke Irak, Gus Mus keluar Mesir, Quraish Shihab mesir, Alwi Shihab juga,
Aqil Munawar Makkah, senior saya, saya jelek-jelek ya 13 tahun di Makkah S1
sampe S3," kata Said Aqil dalam sambutannya, Sabtu (30/1).
"Pulang jangan bawa budayanya, bawa ilmunya. Karena
budaya kita lebih unggul dari budaya Arab. Contoh satu aja. Di sana lewat di
depan orang sedang salat biasa, malah melewati kepalanya orang lagi sujud
biasa. Ayo yang sudah pernah haji pasti pernah dilangkahi. Di kita, jangan
coba-coba melangkahi kepala orang yang lagi sujud, lewat depan orang salat aja
udah jelek sekali," sambungnya.
Baca Juga:
Perkiraan PWNU Jatim: Idulfitri 1445 Hijriah Bersama Lebaran Muhammadiyah
Said Aqil mengatakan, di Arab, tak ada panggilan adik-kakak,
mas-abang, seperti di Indonesia. Di sana, kata dia, panggilan hanya panggilan
nama saja.
"Itulah budaya kita lebih baik dari mereka,"
ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh Said Aqil jika ada yang hendak
belajar di negara-negara Amerika dan Eropa. Ia mengimbau kepada generasi
milenial untuk bisa mengambil ilmunya saja, bukan budayanya.
"Begitu pula yang kuliah silakan kuliah ke Amerika,
Eropa sekolah monggo silakan ke Australia, Eropa. Tapi pulang bawa teknologi,
jangan bawa budaya. Nanti mentang-mentang dari Amerika pulang ke sana kemari
bawa botol Whisky dengan pacarnya duduk di pinggir jalan ciuman, jangan,"
kata dia.
Said Aqil kemudian mengingatkan, bahwa budaya orang
Indonesia adalah budaya yang sopan. Dan itu, harus dipertahankan.
"Budaya kita punya sopan santun, tak pantas ciuman di
pinggir jalan depan orang rame, bukan budaya kita. Oleh karena itu, kita harus
yakin, harus bangga dengan keunggulan budaya kita," pungkasnya. [qnt]