“Dengan peluncuran Nusantara Lima, kami berharap bermanfaat untuk bangsa dan negara,” ujar Wayan, dikutip dari antaranews.com, Jumat (12/9/2025).
Berdasarkan informasi resmi, satelit ini diproyeksikan beroperasi penuh mulai kuartal I 2026.
Baca Juga:
Usai Penetapan Nomor Urut, Begini Tanggapan 4 Paslon Bupati dan Wakil Bupati Sikka di Pilkada 2024
Proyek tersebut melibatkan kerja sama dengan sejumlah mitra global, yakni Boeing Satellite Systems sebagai pabrikan satelit, Hughes Network Systems untuk segmen darat, serta SpaceX sebagai penyedia roket peluncur.
Sementara itu, pemerintah melalui Kemkomdigi memastikan registrasi slot orbit tetap berada di bawah kedaulatan Indonesia.
Nusantara Lima memiliki kapasitas hingga 160 gigabyte per second (Gbps), menjadikannya satelit komunikasi terbesar di kawasan ASEAN.
Baca Juga:
Pesawat Jet Pribadi Donald Trump Tabrakan di Bandara Florida
Dengan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS), total kapasitas satelit Indonesia kini hampir menyentuh 400 Gbps, menjadikannya yang terbesar di Asia Pasifik.
Keunggulan lain dari satelit ini adalah penggunaan sistem propulsi XIPS (Xenon-Ion Propulsion System) yang lebih efisien dan ringan dibanding teknologi konvensional.
Hal ini memungkinkan daya angkut lebih besar serta 101 spot beam yang sanggup menjangkau seluruh pelosok nusantara hingga negara tetangga seperti Filipina dan Malaysia.