WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menandai satu tahun kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, pemerintah menampilkan berbagai capaian konkret dari pelaksanaan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), terutama di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.
Fokus utama program ini adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia unggul.
Baca Juga:
Aliansi Pemuda Pemerhati Tata Ruang Kota Jambi Gelar Aksi Damai Di Depan Kantor Walikota Jambi
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan bahwa selama satu tahun pelaksanaan, PHTC telah menunjukkan hasil signifikan dan berdampak langsung bagi masyarakat.
"Pendidikan dan kesehatan menjadi fondasi utama dalam mewujudkan sumber daya manusia unggul Indonesia. Dua roda yang saling menggerakkan. Pemerintah bekerja bukan sekadar kerja cepat, tetapi kerja yang berdampak langsung pada masyarakat," ujar Pratikno seperti dikutip InfoPublik, Selasa (21/10/2025).
Program PHTC disusun untuk menghadirkan hasil yang cepat, terukur, dan dirasakan langsung masyarakat, dengan pendekatan berbasis hasil nyata di lapangan.
Baca Juga:
Mentan Amran Siapkan Rp10 Triliun untuk Perluas Sawah Baru di Papua hingga Sumatera Selatan
Pemerintah menekankan bahwa kebijakan tidak berhenti pada tataran perencanaan, tetapi diwujudkan melalui aksi nyata yang dapat meningkatkan kualitas hidup warga.
Kemajuan PHTC di Bidang Pendidikan
Pratikno menjelaskan, PHTC pada sektor pendidikan berfokus pada tiga inisiatif utama: revitalisasi sekolah dan madrasah, digitalisasi pembelajaran, serta pengelolaan SMA Unggul Garuda.
Dalam waktu satu tahun, ketiganya menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Melalui program revitalisasi, pemerintah menargetkan peningkatan mutu 12.825 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
Namun hingga 20 Oktober 2025, capaian justru melampaui target, dengan total 16.698 satuan pendidikan yang berhasil direvitalisasi terdiri atas 16.142 sekolah dan 556 madrasah.
Selain itu, pemerintah juga mempercepat digitalisasi pembelajaran guna memperluas akses pendidikan yang merata dan modern.
Dari target 288.865 sekolah penerima perangkat pembelajaran digital berupa Interactive Flat Panel (IFP), hingga Oktober 2025 telah diproduksi 124.633 unit, dan 124.253 unit di antaranya telah terdistribusi ke seluruh wilayah.
Program SMA Unggul Garuda menjadi tonggak penting pemerataan pendidikan berstandar global.
Hingga pertengahan Oktober, 16 SMA Unggul Garuda Transformasi telah beroperasi, sementara empat sekolah baru tengah disiapkan di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
"Di bidang pendidikan, kita memperluas akses dan memperkuat mutu belajar agar anak-anak Indonesia tumbuh cerdas dan siap menghadapi masa depan serta disrupsi teknologi," ujar Pratikno.
Kemajuan PHTC di Bidang Kesehatan
Sementara di sektor kesehatan, pemerintah menitikberatkan PHTC pada tiga aspek utama: penuntasan tuberkulosis (TBC), pembangunan rumah sakit berkualitas, serta pelayanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi masyarakat.
Program percepatan eliminasi TBC dilakukan secara masif melalui skrining dan pengobatan efektif.
Dari target 7,63 juta orang yang diskrining, hingga 15 Oktober 2025 telah tercapai 7,06 juta orang.
Hasilnya, ditemukan ribuan kasus baru yang kini menjalani pengobatan dengan tingkat keberhasilan 81 persen untuk TBC sensitif obat dan 59 persen untuk TBC resisten obat.
Di sisi lain, pembangunan rumah sakit berkualitas juga terus digenjot untuk memperluas layanan kesehatan modern dan terjangkau.
Dari target 32 rumah sakit selesai pada 2025 (dari total 66 yang ditargetkan hingga 2026), 22 rumah sakit kini tengah dalam tahap konstruksi, sementara 10 lainnya sedang menyelesaikan administrasi dan ditargetkan rampung sebelum akhir tahun.
Pemerintah juga menegaskan komitmennya dalam pencegahan penyakit melalui layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Program ini menjangkau seluruh lapisan masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan, termasuk sekolah, kantor, dan komunitas lokal.
Dari target 102 juta penerima manfaat atau sekitar 36 persen populasi Indonesia, hingga 19 Oktober 2025 sudah 45,5 juta warga yang memanfaatkan layanan ini, termasuk 11,8 juta anak usia sekolah melampaui target RPJMN sebesar 9,6 juta siswa.
Capaian tersebut memperlihatkan peningkatan nyata dalam derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
"Di bidang kesehatan, kita pastikan setiap warga dapat hidup sehat melalui layanan yang merata, dari skrining TBC hingga cek kesehatan gratis. Semua ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah hadir, bekerja bersama, dan menghadirkan hasil yang bisa dirasakan rakyat," ujar Menko PMK Pratikno.
Menutup pemaparannya, Pratikno menegaskan bahwa keberhasilan PHTC selama satu tahun ini adalah langkah awal menuju transformasi pembangunan manusia yang inklusif dan berkelanjutan.
"PHTC bukan sekadar program cepat, tetapi kerja nyata untuk menghasilkan perubahan yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Ini bukti bahwa pemerintah hadir dan bekerja dengan arah yang jelas," tutup Pratikno.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]