WahanaNews.co | Dua orang korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tidak terdaftar dalam manifest
penumpang.
Mereka adalah Teofilus Lau Ura Dari dan
Selfi Lio, pasangan kekasih asal Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Diketahui, Teofilius
dan Selfi belum memiliki KTP, sehingga menggunakan kartu identitas orang lain
saat membeli tiket dan check in di
Bandara Soekarno-Hatta.
Donatus Baru, paman korban kecelakaan
Sriwijaya Air SJ-182 atas nama Teofilus Lau Ura Dari
dan Selfi Lio, Selasa (12/1/2021), mengatakan, kedua korban itu menggunakan KTP orang lain untuk
berangkat, sehingga tidak terdaftar dalam manifest penumpang.
Mereka hendak berangkat dari Jakarta
menuju Pontianak untuk mencari pekerjaan. Paman Teofilius, Donatus Baru,
membenarkan kejadian tersebut.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
"Memang betul bahwa almarhum
menggunakan KTP temannya," jelas Donatus Baru, dalam tayangan di kanal
YouTube Kompas TV, Selasa
(12/1/2021).
Teofilius diketahui menggunakan KTP
milik Felix Wongge, yakni kerabatnya yang berada di Jakarta.
Warga Desa Pora, Kecamatan Wolojita,
Kabupaten Ende, ini sudah merantau dua tahun di
Jakarta untuk menafkahi ibu dan adiknya.
Donatus membenarkan, nama Felix Wongge yang ada di manifest tersebut bukanlah penumpang SJ-182, melainkan keponakannya.
"Kemarin (petugas) sudah
menghubungi keluarga, dan menyatakan juga bahwa yang di
manifest itu bukan nama keponakan saya," ungkap Donatus.
Ia berharap pemerintah dapat
memfasilitasi keluarga korban dalam proses pencocokan DNA.
"(Kami berharap pemerintah dapat)
membantu memfasilitasi untuk pemakaman," tambah sang paman.
Sementara itu, Aviation Security (Avsec) Bandara
Soekarno-Hatta membenarkan temuan tersebut.
Senior Manajer Avsec Bandara
Soekarno-Hatta, Oka Setiawan, menyebut, pihaknya akan melakukan investigasi internal.
"Pihak Sriwijaya juga masih
melakukan investigasi internal, kami pun sama. Kita sedang investigasi, nanti hasilnya akan membahas bersama-sama Sriwijaya, dengan
(keluarga) korban, dan lain-lain juga," kata Oka
Setiawan, Senin (11/1/2021).
Ia membenarkan nama yang terdaftar
dalam manifest penumpang adalah Felix dan Sarah.
Menurut Oka, saat ini belum dapat
dipastikan identitas asli korban adalah Teofilius dan Selfi.
"Kalau dari manifes itu kan namanya Felix sama Sarah, yang
digunakan terbang dua nama itu. Nah, kita belum tau yang terbang itu namanya
siapa," jelas Oka.
Ia menjelaskan, pasangan
tersebut dikabarkan akan segera menikah.
"Kita masih investigasi internal, kalau yang beredar di media sosial pengakuan dari Sarah kan
namanya siapa gitu, yang katanya mau menikah itu," katanya.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, yang sempat hilang kontak empat menit
setelah lepas landas, ditemukan jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu
(9/1/2021).
Seorang warga yang tinggal di sekitar
lokasi jatuhnya pesawat mengaku mendengar suara keras layaknya bom.
Suara tersebut begitu keras, hingga membuat kaca rumah bergetar. Suara itu
terdengar oleh warga yang tinggal di Pulau Lancang.
Pada saat suara keras itu terdengar,
kondisi cuaca tengah buruk, karena hujan yang begitu lebat.
Berdasarkan kesaksian warga Pulau
Lancang, Junaenah (40), suara itu terdengar sekira pukul 14.40 WIB.
"Hari itu hujan campur angin
kencang, tiba-tiba ada suara 'duar', terdengar keras sekali sampai rumah
(kaca rumah) bergetar," kata Junaenah, dilansir dari Antara, Senin (11/1/2021).
Junaenah bercerita, saat itu sebagian
besar warga berada di dalam rumah, karena cuaca yang buruk.
Namun, ada beberapa warga yang tetap
melaut mencari rajungan.
"Pas dengar, saya kaget, 'Ya Allah, suara apa itu', karena
besar sekali seperti bom. Tapi saya dan anak-anak tidak keluar, karena saya kira hanya petir di tengah hujan," kata Junaenah, yang jarak rumahnya dari bibir pantai hanya sekitar 200 meter.
Sementara itu, para nelayan yang
sedang melaut mengaku melihat adanya pesawat yang jatuh.
"Nelayan yang baru pulang
mengabari bahwa di sana (perairan Pulau Lancang - Pulau Laki) ada pesawat yang jatuh.
Saya langsung ingat, oh mungkin itu yang siang tadi (saat
hujan) saya kira petir sangat besar," ucap Marsu, Ketua RT 001 RW 001
Pulau Lancang.
Marsu mengatakan, menyusul kejadian
tersebut, sejumlah warga Pulau Lancang ikut melakukan pencarian dan evakuasi
pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Akhirnya pihak berwenang di sini
berinisiatif untuk mengumpulkan warga dan melakukan pencarian sebisanya, sampai dihentikan sekitar pukul 21.00 WIB," ucap Marsu.
Berdasarkan keterangan dari Flight Radar, dijelaskan bahwa pesawat
hilang kontak setelah baru lepas landas selama 4 menit dari Bandara Soetta.
Kontak terakhir, pesawat terbang dengan ketinggian 10.000 di atas permukaan laut.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Juru
Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati.
"Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya
rute Jakarta-Pontianak dengan call sign
SJY-182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB," ujarnya kepada wartawan. [dhn]