Berdasarkan kesaksian warga Pulau
Lancang, Junaenah (40), suara itu terdengar sekira pukul 14.40 WIB.
"Hari itu hujan campur angin
kencang, tiba-tiba ada suara 'duar', terdengar keras sekali sampai rumah
(kaca rumah) bergetar," kata Junaenah, dilansir dari Antara, Senin (11/1/2021).
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Junaenah bercerita, saat itu sebagian
besar warga berada di dalam rumah, karena cuaca yang buruk.
Namun, ada beberapa warga yang tetap
melaut mencari rajungan.
"Pas dengar, saya kaget, 'Ya Allah, suara apa itu', karena
besar sekali seperti bom. Tapi saya dan anak-anak tidak keluar, karena saya kira hanya petir di tengah hujan," kata Junaenah, yang jarak rumahnya dari bibir pantai hanya sekitar 200 meter.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
Sementara itu, para nelayan yang
sedang melaut mengaku melihat adanya pesawat yang jatuh.
"Nelayan yang baru pulang
mengabari bahwa di sana (perairan Pulau Lancang - Pulau Laki) ada pesawat yang jatuh.
Saya langsung ingat, oh mungkin itu yang siang tadi (saat
hujan) saya kira petir sangat besar," ucap Marsu, Ketua RT 001 RW 001
Pulau Lancang.
Marsu mengatakan, menyusul kejadian
tersebut, sejumlah warga Pulau Lancang ikut melakukan pencarian dan evakuasi
pesawat Sriwijaya Air SJ-182.