WahanaNews.co | Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menguat dalam satu setengah tahun terakhir sejak Oktober 2020, berdasarkan hasil survei calon presiden 2024 yang dirilis oleh lembaga Populi Center.
Simulasi pertanyaan terbuka terhadap nama-nama capres, tren dukungan kepada Ganjar naik berkali-kali lipat dari semula 2,6 persen pada Oktober 2020 menjadi 11,6 persen di Maret 2022. Sedangkan Anies dari 5,5 persen di Oktober 2020 lalu menjadi 7,2 persen.
Baca Juga:
Survei Indikator: Elektabilitas Dedi Mulyadi-Erwan Unggul di Pilgub Jabar
Pada hasil survei itu, Ganjar berada di peringkat ketiga dan Anies di posisi keempat. Posisi pertama diisi oleh Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas 15,5 persen dan posisi kedua ditempati oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (13,4 persen).
Meski Prabowo berada di peringkat kedua, survei Populi Center menunjukkan tingkat keterpilihan Menteri Pertahanan RI itu cenderung menurun. Pada Oktober 2020 lalu, dukungan kepada Prabowo mencapai 15,3 persen, lalu kini turun menjadi 13,4 persen.
"Peningkatan cukup tinggi ini ada di Ganjar Pranowo dalam satu setengah tahun terakhir. Pak Anies juga ada peningkatan. Tapi ada penurunan untuk Prabowo," kata Peneliti Populi Center Rafif Pamenang Imawan dalam konferensi persnya, Minggu (24/4).
Baca Juga:
Supian Suri Ungguli Petahana Imam Budi Hartono di Pilkada Kota Depok 2024: Ada Sentimen PKS tak Calonkan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta
Selain nama-nama di posisi empat besar tadi, Rafif mengatakan Sandiaga Salahuddin Uno dan Ridwan Kamil berada di peringkat lima dan enam dengan masing-masing elektabilitas 2,2 persen.
Sementara nama Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berada di posisi tujuh dengan 1,1 persen, disusul Tri Rismaharini (0,8 persen), Puan Maharani (0,7 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (0,6 persen), Erick Thohir (0,4 persen), dan Basuki Tjahaja Purnama (0,4 persen).
"Dan soal peta politik, yang kuat ada sosok Prabowo, Ganjar dan Anies cukup kuat di situ bila Presiden Joko Widodo tak ikut serta dalam pemilu. Baik untuk [pertanyaan] yang terbuka dan tertutup. kata Rafif.