Salah satu cara yang sedang gencar diupayakan adalah teknik memanen air hujan atau rain water harvesting.
Dalam jurnal ”Teknik Pemanenan Air Hujan sebagai Alternatif Upaya Penyelamatan Sumber Daya Air di Wilayah DKI Jakarta” dijelaskan bahwa teknik memanen air hujan dilakukan dengan mengumpulkan atau menampung air hujan atau aliran permukaan saat curah hujan tinggi untuk digunakan saat periode curah hujan rendah.
Baca Juga:
Soal Sumur Resapan, Heru: Jangan Lihat Siapa yang Buat, Tapi untuk Siapa
Teknik ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan atap bangunan ataupun bangunan reservoir, seperti dam parit, embung, kolam, situ, ataupun waduk.
Merujuk perhitungan dalam penelitian tersebut, teknik memanen air hujan menggunakan atap bangunan dapat memenuhi 599.800 liter air per hari atau 28,6 persen dari total kebutuhan air bersih penduduk Jakarta per hari.
Perhitungan tersebut berdasarkan perkiraan jumlah penduduk, jumlah bangunan rumah, curah hujan, dan kebutuhan air bersih per orang.
Baca Juga:
Menteng Bukan Daerah Banjir, Tapi Kok Ada Sumur Resapan?
Perhitungan itu hanyalah gambaran besarnya potensi air hujan sebagai salah satu sumber air bersih.
Jika dilakukan di banyak daerah dengan ditambah beragam teknik pengelolaan air hujan, seperti sistem penampungan air hujan (PAH), sumur resapan, biopori, dan pemanfaatan taman atau tanah berumput, kebutuhan air bersih di Indonesia semakin tercukupi.