Setidaknya data tahun 2017 menunjukkan, 24 persen rumah tangga masih memilikinya, meski angkanya menurun dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 26,7 persen.
Sebagai gantinya, pembangunan sumur resapan dan lubang biopori ditingkatkan.
Baca Juga:
Soal Sumur Resapan, Heru: Jangan Lihat Siapa yang Buat, Tapi untuk Siapa
Meskipun kepemilikan sumur resapan dan lubang biopori masih terbilang sangat rendah, trennya menunjukkan peningkatan.
Pada 2013, sebanyak 3,3 persen rumah tangga memiliki sumur resapan dan 1,6 persen rumah tangga memiliki lubang biopori.
Pada 2017, kepemilikannya meningkat menjadi 4,9 persen untuk sumur resapan dan 2,1 persen untuk lubang biopori.
Baca Juga:
Menteng Bukan Daerah Banjir, Tapi Kok Ada Sumur Resapan?
Bertambahnya kepemilikan sumur resapan ini sejalan dengan peningkatan pembangunan sumur resapan berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hiduo dan Kehutanan.
Meskipun cenderung fluktuatif, jumlah pembangunan sumur resapan pada periode 2014 sampai 2018 meningkat dari 1.120 menjadi 6.000 sumur resapan per tahun.
Data tersebut menjelaskan perlunya menggerakkan budaya menyimpan dan mengelola air hujan agar tidak terbuang sia-sia.