WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menjelang tiga bulan masa pemerintahannya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ia sudah terbiasa dengan berbagai kritik dan nyinyiran yang dilontarkan.
Menurutnya, sikap tersebut mencerminkan ketidakdewasaan sejumlah elite politik, yang masih terjebak dalam mentalitas terjajah sehingga memiliki rasa percaya diri yang rendah.
Baca Juga:
Ketua SATRIA Kota Bekasi Sebut Kemenangan RIDHO Berkat Doa dan Dukungan Masyarakat
“Mungkin banyak yang nyinyir. Ini salah satu kelemahan elite Indonesia, yaitu kurang percaya diri. Suka melihat kawan susah, susah melihat kawan senang. Ini sifat kita,” kata Prabowo dalam sambutannya pada acara Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia di Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2025).
Prabowo menjelaskan bahwa sikap tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh sejarah panjang penjajahan yang membuat rasa percaya diri bangsa tidak tumbuh secara optimal.
“Saya mengoreksi diri. Mungkin terlalu lama kita dijajah, sehingga kita merasa rendah diri dan memiliki rasa kurang berani,” ujarnya.
Baca Juga:
Arahan Prabowo Subianto, Tim Advokasi Partai Gerindra Siap Kawal Suara Tri Adhianto–Haris Bobihoe
Sebagai upaya untuk mengubah situasi tersebut, Prabowo berkomitmen mendorong rasa percaya diri bangsa agar tumbuh lebih kuat. Ia optimistis bahwa Indonesia mampu bangkit dari berbagai tantangan dan mengelola kekayaannya dengan lebih efisien.
"Jadi sudah saya buktikan, dan sekarang saya semakin yakin bahwa Indonesia mampu bangkit dengan efisiensi, ketertiban, dan disiplin. Kita mampu mengelola kekayaan kita,” tegasnya.
Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo menegaskan komitmennya untuk mengelola sumber daya Indonesia secara maksimal. Ia berjanji bahwa pemerintahannya akan memprioritaskan kekayaan nasional untuk kepentingan rakyat.