Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watchini ini menilai pembangunan TPST ini dapat menjadi model nasional untuk pengelolaan sampah di kawasan wisata lain, termasuk di Bali, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Ia mendorong agar setiap kawasan aglomerasi pariwisata diberi prioritas pendanaan untuk fasilitas serupa.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Instruksi Presiden: IKN Harus Selesai dalam 3 Tahun
“Kita harus berpikir terintegrasi. Aglomerasi wisata adalah simpul ekonomi regional, maka manajemen limbahnya pun harus sistemik dan modern. Pemerintah pusat dan daerah wajib bergandengan,” ucapnya tegas.
Ia juga mengingatkan pentingnya pemeliharaan dan pengawasan berkala terhadap TPST yang telah dibangun.
“Jangan sampai semangatnya hanya di awal pembangunan, tapi lalai saat operasional. Kualitas pariwisata jangka panjang ditentukan oleh konsistensi dalam pengelolaan,” tandas Tohom.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung PLN EPI Kurangi Pemakaian 3 Persen Batubara dengan Target 3 Juta Ton Biomassa Tahun 2025
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dody Hanggodo, menyampaikan bahwa pembangunan TPST Pasuruhan merupakan bagian dari strategi nasional untuk menjaga kebersihan lingkungan di kawasan Borobudur.
Ia menyebut masalah sampah menjadi fokus utama Presiden Prabowo Subianto dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan.
“Harapan kita, lingkungan di sekitar Borobudur lebih bersih dan sehat, karena ini kawasan budaya dan destinasi wisata dunia,” kata Menteri Dody saat meninjau lokasi pada 23 Mei lalu.