WahanaNews.co | Hari ini, Senin (5/6/2023), berbagai elemen buruh dari Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Depok bakal menggelar demonstrasi menentang Perppu Cipta Kerja di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) dan Istana Negara.
Diklaim, massa yang dilibatkan diperkirakan mencapai 2000 orang. Hal itu dikatakan Presiden Partai Buruh Said Iqbal lewat keterangan tertulis.
Baca Juga:
Jokowi Diultimatum Cabut Perppu Ciptaker dalam Waktu Tujuh Hari
"Massa aksi berasal dari 4 konfederasi besar di Indonesia yaitu KSPI, ORI KSPSI, KPBI, dan KSBSI yang dipimpin Dharta Pakpahan," kata Said.
Dikatakan, massa aksi juga ada yang berasal dari Serikat Petani Indonesia dan aliansi nelayan. Kemudian, 60 federasi serikat buruh tingkat nasional seperti FSPMI, SPN, FSP-KEP, dan sebagainya, termasuk miskin kota, PRT, serta guru dan tenaga honorer.
Dikatakan, titik kumpul massa aksi adalah di IRTI, depan Balai Kota DKI Jakarta pada pukul 10.30 WIB.
Baca Juga:
Cecep Suhardiman: Perppu Cipta Kerja Langgar Undang-undang!
Setelah berkumpul, massa buruh bakal melakukan long march ke Gedung MK dan Istana.
Said mengatakan aksi ini dilakukan bersamaan dengan sidang kedua uji formil Undang-Undang Cipta Kerja yang diajukan Partai Buruh ke MK. Agenda kali ini adalah perbaikan permohonan.
Tiga tuntutan yang bakal disuarakan, yakni mencabut Undang-Undang Cipta Kerja; revisi parliamentary threshold empat persen dari suara sah nasional harus juga dimaknai empat persen dari jumlah kursi DPR RI; dan menghapus presidential threshold 20 Persen.
Said menilai, ketiga hal itu adalah tiga paket Undang-Undang yang menyebabkan demokrasi terpimpin dan merugikan masa depan kaum buruh.
"Tiga paket undang-undang menyebabkan demokrasi terpimpin. Demokrasi tidak berpihak pada rakyat. Demokrasi yang hanya berpihak pada kepentingan pada elite politik dan oligarki," jelas Said.
Ditegaskan, aksi buruh akan dilakukan secara bergelombang terus menerus di berbagai daerah. Mulai dari di Banten pada 6 Juni, di Gedung Sate Bandung pada 7 Juni, di Semarang pada 9 Juni, di Jawa Timur pada 14 Juni. Aksi ini disebut juga dilakukan di berbagai kota provinsi sampai 20 Juli.
"Total buruh yang mengikuti aksi lebih dari 75 ribu orang di seluruh Indonesia," imbuh dia. [sdy]