"Saya itu udah capek, makanya saya datang terlambat, jujur aja. Kalau bahasa orang Sumatera itu bebal. Kita di sini mau memperbaiki, Pak, sama-sama, kita mitra, diomongin baik nggak bisa, dielus nggak bisa, ditampar nggak bisa, masak mesti diinjek," kata Riezky seperti dalam video yang diposting di kanal YouTube resmi Komisi IV DPR.
Anggota Komisi IV DPR RI Riezky Aprilia memarahi pejabat Kementan soal pencegahan wabah PMK pada hewan ternak meluas, dalam rapat Komisi IV DPR pada 8 Juni 2022.
Baca Juga:
24 Desa di Gunung Mas Terima Insentif dari Pemerintah Pusat Karena Kinerja Baik
Riezky Aprilia memarahi pejabat Kementan soal pencegahan wabah PMK pada hewan ternak meluas dalam rapat Komisi IV DPR pada 8 Juni 2022. (screenshot YouTube Komisi IV DPR RI Channel).
Terpisah, Riezky dimintai konfirmasi soal tindakannya memarahi pejabat Kementan. Menurutnya, Kementan tak pernah memberikan data terkait area tanam dalam program food estate. Atas dasar itu pula dia pesimistis Kementan bisa mencegah wabah PMK meluas.
"Tentang pernyataan saya mengenai mitra, karena hal yang paling mendasar dan sepertinya yang paling mahal di Indonesia ini adalah data. Dari tahun pertama rapat dan tugas DPR yang salah satu fungsinya mengawasi, selalu diminta data yang hingga saat ini tidak pernah diberikan," kata Riezky saat dimintai konfirmasi, Senin (4/7/2022).
Baca Juga:
Menkeu Sri Mulyani Perketat Buka Rekening Bank, Simak Aturan Terbarunya
"Areal tanam saja tidak ada, apalagi data hewan ternak untuk diobati. Jadi, sekian banyak hal ini yang membuat saya hampir setiap rapat ngomel atau bahkan marah. Saya berbicara berdasarkan fakta dan data yang ditemukan di lapangan," sambung dia.
Riezky juga mempertanyakan keseriusan Kementan dalam menjadikan Indonesia berdaulat pangan. Menurut Riezky, perlu dipertanyakan juga sejauh mana pemahaman Mentan tentang berdaulat pangan.
"Program pemerintah adalah kedaulatan pangan sepertinya harus ditanya dulu pemahaman para pembantu Presiden ini. Apa yang dimaksud dengan 'Berdaulat pangan'?" katanya.