Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menekankan, perlunya sinergi antara KADIN Indonesia dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk mendukung UMKM Indonesia menembus dan bersaing di pasar global. 							
						
							
							
								Dengan jumlah UMKM mencapai Rp64,2 juta unit dan kontribusi sekitar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), UMKM tidak hanya menjadi penggerak ekonomi rakyat, tetapi juga benteng ketahanan bangsa di masa krisis. Namun, peran besar ini belum sepenuhnya tercermin di pasar internasional. Kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih berkisar di angka 15–16 persen.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Bamsoet Beri Kuliah Pascasarjana Unhan: Tegas, Pidato Presiden Prabowo di SU PBB Manifestasi Tekad Kedaulatan dan Peran Global Indonesia
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								 							
						
							
							
								“KADIN punya jaringan ke korporasi besar, akses pasar internasional, dan hubungan kuat dengan pemerintah. HIPMI punya energi anak muda, keberanian berinovasi, dan dekat dengan UMKM di lapangan. Jika bersinergi, keduanya bisa menjadi mesin besar yang menggerakkan UMKM kita menjadi pemain global," tegas Bamsoet.							
						
							
							
								 							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Menyelaraskan kebijakan Institusi Negara dengan Visi-Misi Presiden
									
									
										
									
								
							
							
								Ketua HIPMI 2001-2005 ini memaparkan, ada banyak kisah sukses yang membuktikan UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar dunia. Misalnya, kopi arabika Gayo dari Aceh yang pada 2024 mencatat peningkatan ekspor signifikan ke pasar Eropa dan Timur Tengah berkat kualitas dan branding geografisnya. Di sektor kerajinan, UMKM di Jepara berhasil menembus pasar Amerika dan Jepang dengan produk furniture kayu jati yang mengusung nilai keberlanjutan.							
						
							
							
								 							
						
							
							
								Sementara itu, pelaku UMKM fashion modest wear dari Bandung mulai dilirik pasar dari Timur Tengah karena desainnya dianggap sesuai tren global. Contoh-contoh tersebut harus menjadi inspirasi dan bukti bahwa jika diberi dukungan tepat, UMKM Indonesia tidak kalah bersaing.