Peristiwa itu terjadi sekitar satu tahun sebelum Belanda mengakui Republik Indonesia pada 27 Desember 1949 dalam perjanjian penyerahan kedaulatan di Istana Dam, Amsterdam.
Baru 16 tahun kemudian, pada 16 Agustus 2005, Belanda mengoreksi tanggal pengakuan kemerdekaan Indonesia menjadi 17 Agustus 1945.
Baca Juga:
PLN Siapkan Skema Berlapis untuk Listrik Tanpa Padam di MotoGP Mandalika
PON era itu dan sampai masa Orde Lama, salah satunya diabdikan dalam upaya nation building atau membangun rasa kebangsaan Indonesia.
Pada masa-masa setelah itu pun tujuan PON tidak pernah hanya demi olahraga, termasuk PON Papua 2021.
Perhelatan olahraga nasional terbesar di Indonesia ini sendiri menjadi ajang bagi bertemu dan berkomunikasinya semua elemen bangsa demi membangun kesalingpengertian dan keinginan saling mengenal satu sama lain yang pada akhirnya menguatkan kohesi sosial, nasionalisme dan keindonesiaan.
Baca Juga:
Tim Medis PON XX Papua Belum Terima Honor, DPR Papua Minta Audit
Kohesi Sosial
Olahraga modern sendiri penting dalam mengembangkan kontak antarmanusia, pada berbagai tingkat, entah nasional atau internasional, sehingga berperan penting dalam memperdalam kesalingpengertian antara masyarakat untuk kemudian turut menciptakan iklim kepercayaan dan perdamaian.
Olahraga, mengutip Barry D McPherson dalam The Social Significance of Sport: An Introduction to the Sociology of Sport, adalah komponen integral dari kehidupan sosial masyarakat.