Bersamaan dengan PORI, lahir pula Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) yang diketuai Hamengku Buwono IX.
Nation Building
Baca Juga:
Tutup Peparnas XVI Papua, Jokowi: Bukan Hanya Torang Bisa, Tapi Torang Hebat!
Setahun sebelum London menggelar Olimpiade 1948, melalui KORI, PORI mengajukan diri mengikuti Olimpiade pertama pasca Perang Dunia Kedua itu.
Permohonan ini ditolak karena PORI belum diakui IOC dan kemerdekaan Indonesia belum diakui luas oleh dunia, termasuk Inggris yang menuanrumahi Olimpiade 1948.
Inggris malah menyarankan Indonesia agar bergabung dalam kontingen Belanda yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Indonesia.
Baca Juga:
Relawan Belum Terima Honor, PB PON XX Papua Janjikan Ini
Indonesia jalan terus dan sebaliknya berusaha unjuk gigi menggelar perhelatan besar olahraga sebagai wujud dari keberdaulatannya.
PORI kemudian menyelenggarakan konferensi di Solo pada 2-3 Mei 1948 yang menelurkan keputusan penting yang menjadi tonggak olahraga nasional, yakni Pekan Olahraga Nasional.
Hanya satu bulan setelah Olimpiade London 1948 selesai 14 Agustus tahun itu, Indonesia pun menggelar PON di Solo mulai 9 sampai 12 September dalam tahun yang sama.