Namun, di dalam doktrin yang saya anut, "Budaya merupakan prasasti peradaban, politik hanyalah catatan kaki," terdapat sebuah pemahaman mendalam bahwa kekuatan sejati sebuah bangsa terletak pada kemampuan untuk mengangkat budaya sebagai esensi dari identitasnya.
Dalam konteks kampanye Pilpres 2024, saya, sebagai komponen dari mesin politik Prabowo, dengan sengaja memilih untuk menavigasi alur politik melalui arus budaya, khususnya melalui tarian Jaran Kepang yang saya rebranding menjadi Jarkep Gemoy Kawan Hinca. Ini bukan sekadar tarian; ini adalah manifesto, sebuah ekspresi dari visi kami yang mendalam tentang integrasi budaya dalam politik, yang saya bawa ke pelosok-pelosok Sumatera Utara, seraya menegaskan bahwa politik dan budaya bukanlah entitas yang terpisah, melainkan dua sisi dari mata uang yang sama, yang dalam simbiosisnya, mengungkapkan harmoni autentik.
Baca Juga:
Dugaan Korupsi di Blok Rokan, Hinca Antar Berkas Rahasia ke Kejati Riau
Pada momentum debat final Pilpres, ketika Prabowo menegaskan, "Budaya sangat penting, budaya adalah karakter bangsa. Tanpa kita membanggakan, menghormati, dan melestarikan budaya kita sendiri, kita hilang jati diri sebagai bangsa. Semua bidang harus kita bantu, kita lindungi," ini bukan sekadar retorika.
Ini adalah pengakuan tentang bagaimana budaya bukan hanya latar belakang yang estetis, melainkan fondasi yang menentukan kekokohan identitas bangsa. Keterlibatan Prabowo dalam "Joget Gemoy" bukanlah sebuah simpul politik yang kosong, melainkan sebuah pernyataan filosofis tentang pentingnya merayakan dan melestarikan budaya dalam setiap aspek kehidupan politik.
Prabowo, melalui tindakan dan kata-katanya, menawarkan diri bukan hanya sebagai calon presiden yang memahami ritme politik, tetapi juga sebagai pemimpin yang mengerti irama budaya, yang siap membangun bangsa ini dengan pondasi budaya yang kuat.
Baca Juga:
Lolos ke Senayan di Pemilu 2024, Hinca Pandjaitan Sampaikan Terimakasih
Pendekatan ini bukan hanya tentang merespons kebutuhan politik sesaat, melainkan tentang menanamkan sebuah visi jangka panjang di mana politik dan budaya bersinergi dalam menciptakan sebuah tapestri nasional yang kaya dan kompleks. Melalui integrasi tarian Jaran Kepang ke dalam kampanye politik di Sumatera Utara, saya tidak hanya berusaha mengkomunikasikan sebuah agenda politik, tetapi juga berusaha menyemai benih apresiasi terhadap budaya sebagai kekuatan pembeda yang mempersatukan kita.
Ini adalah upaya untuk mengingatkan kembali bahwa di hati politik yang sering kali pragmatis dan kalkulatif, harus ada ruang untuk keindahan, kegembiraan, dan perayaan budaya yang membebaskan kita dari batasan-batasan konvensional politik dan mengarahkan kita menuju pemahaman yang lebih luas tentang apa artinya menjadi sebuah bangsa. Dalam narasi yang lebih luas, "Joget Gemoy" dan permintaan maaf Prabowo di debat capres terakhir merupakan dua sisi dari koin yang sama: sebuah pesan tentang keberanian untuk berbeda dan tentang pentingnya menjaga kemanusiaan dalam politik.
Prabowo, melalui pendekatan ini, menantang kita untuk melihat politik bukan sebagai zero-sum game yang kaku dan tak kenal kompromi, melainkan sebagai sebuah perjalanan kolektif menuju pemahaman yang lebih dalam tentang apa artinya menjadi sebuah bangsa.