"Hasil kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa menyediakan air dalam jumlah besar secara tiba-tiba untuk mikroorganisme - yang diadaptasi dengan sangat baik untuk mengekstrak kelembapan yang sedikit dan sulit dipahami dari lingkungan yang paling kering - akan membunuh mereka karena kejutan osmotik," tambahnya.
Kejutan osmotik terjadi ketika zat terlarut dalam cairan di sekitar sel tiba-tiba berubah konsentrasinya, yang kemudian dengan cepat mengubah cara air mengalir melalui membran sel, dan menyebabkan stres akut.
Baca Juga:
104 Calon Haji Deli Serdang Berangkat ke Mekkah: Doa dan Harapan Pj Bupati
Banyak spesies telah berevolusi dengan berbagai cara untuk mempertahankan diri dari tekanan seluler ini. Namun, mikroba Yungay tidak dapat bertahan dan kini hanya menyisakan populasi 2-4 spesies mikroba.
Melansir CNN Indonesia, meski demikian, temuan tersebut memiliki sisi positif bagi manusia, temuan ini menawarkan wawasan baru yang berharga tentang bagaimana mikrobiota dapat beradaptasi untuk bertahan hidup di dunia asing yang sama tandusnya. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.