Keanehan lainnya, sesal Mulyanto, sementara peneliti kekurangan ruang kerja dan bahkan rebutan kursi, eh, pimpinan BRIN justru malah programkan membangun ruang tidur untuk Ketua Dewan Pengarahnya.
Karena itu, Mulyanto minta Jokowi mengevaluasi kinerja lembaga ini secara sungguh-sungguh.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
“Alih-alih punya prestasi pengembangan Iptek yang nyata bagi kesejahteraan masyarakat atau prestasi Iptek di tingkat internasional, tetapi berita yang muncul dari BRIN dan peneliti adalah lagi-lagi soal yang mencerminkan kemerosotan kinerja lembaga ini, baik dari aspek penataan sumber manusia, organisasi, aset, infrastruktur iptek, program, dan anggaran,” dalilnya.
Sehingga, nilai Mulyanto menjadi logis, jika akhirnya Komisi VII DPR RI berdasarkan masukan dari para begawan Iptek dan masyarakat peneliti dalam kesimpulan rapat kerja dengan Kepala BRIN meminta BPK untuk memeriksa secara investigatif anggaran BRIN serta minta Presiden Jokowi mencopot Kepala BRIN.
Lanjut Mulyanto, BRIN telah menjadi lembaga super body, tersentralisasi, dan gemuk. Akibatnya, bukan hanya lamban bergerak, tetapi riskan terhadap penyakit degeneratif. Selain itu, banyak regulasi perundangan yang dilanggar dalam peleburan kelembagaan Iptek ke dalam BRIN yang dipaksakan ini.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
“Pemerintah harus segera mempertimbangkan kembali kelembagaan Iptek seperti Batan, Lapan, BPPT, dan LIPI yang jelas-jelas terbukti berprestasi secara ilmiah,” tutup Pak Mul.
[Tumpal Alpredo Gultom]